Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2019, 13:32 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Baru saja tiga bulan berlalu sejak Gucci harus meminta maaf karena sweater hitamnya yang dianggap rasis. Namun, rumah mode asal Italia itu sepertinya tidak belajar dari pengalaman.

Gucci kembali menjadi berita utama pekan ini karena mengeluarkan "Indy Full Turban," yang dijual di situs department store mewah Nordstrom dengan harga 790 dolar AS.

Turban biru itu sangat mirip dengan gaya turban yang dikenakan oleh jutaan umat Sikh di seluruh dunia. Ini membuat orang-orang di komunitas Sikh tersinggung kemudian menyebut Gucci dan Nordstrom tidak punya kepekaan.

Nordstrom akhirnya menarik turban tersebut dari situsnya dan meminta maaf.

"Kami telah memutuskan untuk berhenti menjual produk ini dan telah menghapusnya dari situs," tulis mereka.

"Bukan niat kami untuk tidak menghormati simbol agama dan budaya ini. Kami dengan tulus meminta maaf kepada siapa pun yang mungkin tersinggung dengan ini."

Baca juga: Madonna Dandani Anaknya dengan Gucci dari Atas ke Bawah

Sementara ini Gucci masih belum membahas masalah ini. Nah, jika kamu masih bingung masalah apa yang membuat komunitas Sikh tersinggung, cobalah lihat poin berikut ini:

1. Sikh diserang karena memakai turban

Turban adalah penanda identitas Sikh yang paling terlihat dan mereka sering menjadi target serangan, diskriminasi dan intimidasi dipicu kebencian dari identitas tersebut.

Gucci dan Nordstrom dianggap akan mendapat untung dari gaya turban yang sama, namun tanpa pemahaman tentang turban itu sendiri signifikansinya. Beberapa anggota komunitas Sikh menilainya sebagai contoh nyata dari perampasan budaya.

"Ketika perusahaan-perusahaan seperti Gucci menggunakan artikel keyakinan, seperti turban, yang mereka coba untuk kapitalisasi, mereka tidak mempertimbangkn diskriminasi yang para Sikh hadapi sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip keyakinan mereka," tulis Koalisi Sikh lewat laman Facebook, Kamis lalu.

"Kami diserang dan dibunuh karena penampilan kami dan sekarang korporasi mau mengambil keuntungan dari penampilan yang sama?" tulis Simran Jeet Singh.

Sementara itu, Aasees Kaur menuliskan, apa yang dilakukan Gucci sangat menjengkelkan. Gucci dianggap tidak mau repot mencari arti turban bagi orang Sikh.

"Apakah ada dalam benak kaljan untuk mempertimbangkan sejarah di balik identitas kita? Orang-orangku didiskriminasi, bahkan dibunuh, karena mengenakan sebuah turban," tulisnya.

Baca juga: Disebut Rasis, Katy Perry Tarik Produk Sepatu yang Baru Dirilisnya

2. Turban bukan aksesori fesyen

Hal lain yang membuat Sikh naik pitam adalah turban Gucci dipasarkan sebagai aksesori fesyen atau sebagai topi yang bisa dikenakan dan dilepas sesuka hati.

Bagi orang Sikh, turban tak sekadar aksesori fesyen. Turban bagi mereka adalah simbol keyakinan dan tradisi keagamaan yang dianggap suci.

Mengikat sorban adalah proses yang melelahkan dan bijaksana, kegiatan mengambil sehelai kain panjang dan membungkusnya dengan rapi, lipat demi lipat di atas rambut yang belum dipotong, simbol lain dari kepercayaan Sikh.

Harjinder Singh Kukreja menulis lewat Twitter, bahwa turban Sikh adalah sebuah artikel keyakinan untuk berlatih Sikh.

Model turban yang dibuat Gucci membuatnya tampak seperti topi. Mereka bahkan menganggapnya sebagai turban palsu.

"Menggunakan Sikh palsu lebih buruk daripada menjual produk Gucci palsu," katanya.

Baca juga: Anies Rayakan Hari Ulang Tahun Ke-48 di Kuil Agama Sikh

Pengguna lainnya bahkan memiliki beberapa saran untuk siapa saja yang mungkin ingin mempertimbangkan dua kali sebelum membali turban seharga hampir 800 dolar AS itu.

"Non-Sikh yang terhormat, jangan buang uangmu untuk membeli turban mewah palsu Gucci dari Nordstom. Kalian bisa memberitahu posisi kalian dan aku akan mengatur pelajaran mengikat turban gratis dan menyediakan bahan kainnya, GRATIS! Dengan warna apapun," tulisnya.

3. Turban Sikh adalah simbol kesetaraan

Menjual versi mewah turban Sikh dengan harga hampir 800 dolar AS dianggap bertentangan dengan semua yang ditunjukkan turban dan mengabaikan sejarah dari mana turban itu berasal.

Turban berasal ribuan tahun yang lalu dan telah dipakai oleh banyak budaya di berbagai agama. Adapun praktik Sikh mengenakan turban berasal dari India.

Turban secara historis dikenakan oleh bangsawan dan pejabat tinggi sebagai simbol status elit. Dan di bawah kaisar Mughal Aurangzeb, yang berkuasa pada 1658, hanya kelas penguasa Islam yang diizinkan memakainya.

Para pemimpin Sikh, juga dikenal sebagai Gurus, menolak hierarki sosial dan mengadopsi turban sebagai tindakan perlawanan. Atas perintah Guru Gobind Singh, pengikut agama Sikh mulai mengenakan turban di rambut mereka yang tidak dipotong untuk menegaskan kesetaraan dan kebebasan semua orang.

"Bagi orang Sikh, turban adalah mahkota. Itu adalah tanda kesetaraan, bahwa tidak ada orang yang lebih besar dari yang lainnya."

"Itulah sebabnya Sikh mengambil apa yang secara tradisional merupakan tanda eksklusivitas dan menjadikannya pakaian sehari-hari. Ini dimaksudkan untuk murah dan mudah diakses untuk semua, "tulis Jasvir Singh.

Baca juga: Pakaian Paling Dicari di Bulan Ramadhan, Gamis hingga Baju Sabyan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com