Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2020, 11:55 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Sari cuka apel memang minuman yang punya banyak khasiat. Ada yang menggunakannya untuk mengatasi jerawat, ketombe, dan sengatan matahari. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan, cuka sari apel membantu menurunkan berat badan.

Itu sebabnya orang menambahkan cuka sari apel ke dalam teh, smoothie, atau meminumnya secara langsung. 

Namun, bisakah cuka sari apel membantu kita membakar lemak? Para ahli menjelaskan apa saja yang wajib kita ketahui.

1. Definisi cuka sari apel

Cuka sari apel adalah sari apel dengan tambahan ragi untuk memulai proses fermentasi. Takaran umumnya adalah memasukkan dua sendok makan cuka sari apel ke air, walau beberapa orang hanya menambahkan satu sendok makan.

Satu sendok makan cuka sari apel hanya mengandung tiga kalori, artinya kita tidak perlu khawatir kelebihan kalori.

Baca juga: Menambahkan Cuka Apel ke Dalam Menu Diet Bantu Hancurkan Lemak Perut

2. Efek samping

Akan lebih baik jika kita mengonsumsi cuka sari apel dalam jumlah sedang, karena jumlah yang terlalu banyak dapat merusak gigi dan tulang.

Ada satu kasus seorang wanita berusia 28 tahun yang didiagnosis kadar kalium rendah dan osteoporosis karena sering konsumsi cuka sari apel.

Dia mendatangi rumah sakit dan mengeluh kram, lalu dokter menemukan pasien dalam kondisi kalium rendah dan tulang rapuh. Menurut dokter, pasien kehilangan massa tulang karena kadar asam tinggi yang disebabkan dari mengonsumsi cuka sari apel 226 gram setiap hari.

Penderita diabetes juga harus waspada saat mengonsumsi cuka sari apel, karena dapat menurunkan kadar gula darah, menurut hasil studi yang dimuat dalam WebMD.

Obat-obatan tertentu seperti insulin, digoxin (obat untuk mengobati masalah jantung), dan obat diuretik dapat berinteraksi secara negatif dengan cuka sari apel.

Baca juga: Benarkah Sari Cuka Apel Bisa Bantu Atasi Jerawat?

Ilustrasi sari cuka apelalicjane Ilustrasi sari cuka apel

3. Studi terkait cuka sari apel untuk turunkan berat badan

Menurut ahli gizi Carol Johnston, Ph.D., RD, ada beberapa bukti yang menunjukkan asam asetat baik untuk menurunkan berat badan, karena asam lemak ini menargetkan lemak tubuh.

"Ketika kita mengonsumsi sejumlah kecil asam asetat pada cuka sari apel, zat itu mengaktifkan metabolisme untuk membantu tubuh menggunakan lemak sebagai bentuk energi alih-alih menyimpannya", kata Johnston yang pernah melakukan penelitian ekstensif pada subjek tersebut.

Dalam sebuah penelitian, tikus gemuk yang diberi pola makan tinggi lemak kehilangan sejumlah besar lemak tubuh ketika asam asetat ditambahkan ke makanan mereka.

Baca juga: 6 Cara Ampuh Menghilangkan Lemak Paha

Asam asetat dalam cuka sari apel dapat bermanfaat dengan cara lain, karena menekan nafsu makan, kata Johnston.

Cuka sari apel telah terbukti paling efektif bila dipasangkan dengan diet yang penuh makanan bertepung, karena asam memperlambat pencernaan pati.

Hal ini berpotensi membantu diet, karena sistem pencernaan yang lambat membuat kita merasa kenyang lebih lama.

Ada pula beberapa bukti yang menunjukkan bahwa minum cuka sari apel sebelum mengonsumsi makan bertepung membuat gula darah kita stabil dan cenderung tidak menginginkan camilan manis.

4. Apakah cuka sari apel bisa bantu turunkan berat badan?

Johnston mengatakan, cuka sari apel layak dicoba, asalkan kita tidak mencari hasil instan.

"Cuka sari apel bukanlah peluru ajaib untuk menurunkan berat badan. Saya telah melihat penurunan berat badan yang sangat sederhana dalam studi saya setelah 12 minggu," ujarnya kepada Washington Post.

Baca juga: Teh Detoks Ampuh Turunkan Berat Badan, Mitos atau Fakta?

Jika kita mengonsumsi makanan utuh dengan kandungan pati tinggi, seperti kentang atau nasi, kita dapat mencoba membuat cuka sari apel sebagai asupan kita.

Tidak ada dosis resmi yang direkomendasikan, karena penelitian tentang penggunaan cuka sari apel terbatas.

Namun, Johnston menyarankan kita untuk mengonsumsi satu hingga dua sendok makan cuka sari apel dengan 230 ml air sebelum makan.

Hindari menambahkan dosis melebihi dua sendok makan, karena cuka sari apel mengandung asam asetat. Dosis yang berlebihan dapat menyebabkan kerongkongan terbakar atau mengikis enamel gigi.

Selain itu, ada banyak peringatan di situs kesehatan tentang cuka sari apel yang tidak dipasteurisasi dan masih mengandung bakteri dan ragi yang terbentuk selama proses fermentasi.

Di saat sebagian besar merek menyaring bakteri dan ragi dari cuka sari apel, sejumlah merek membiarkannya karena mereka yakin bakteri dan ragi dapat meningkatkan manfaat kesehatan. Namun, tidak ada penelitian yang mendukung gagasan ini.

Baca juga: Makan Apel dengan Kulitnya atau Dikupas, Mana yang Lebih Sehat?

5. Jenis cuka sari apel terbaik

Berbagai merek menjual cuka sari apel, dan tidak ada yang paling unggul. Secara umum, kita perlu memilih satu botol cuka sari apel tanpa filter karena mengandung protein dan bakteri sehat.

Cuka sari apel bukanlah solusi penurunan berat badan yang ajaib, dan para ahli sepakat akan jauh lebih baik mengubah pola makan dan berolahraga secara rutin dibandingkan konsumsi cuka sari apel.

6. Cara terbaik menurunkan berat badan

Perubahan gaya hidup kecil yang dapat kita pertahankan adalah cara terbaik untuk mencapai tujuan kita, menurut ahli gizi Andy Yurechko, MS, RD.

Mengurangi jumlah makanan ringan yang diproses, seperti keripik atau kue adalah salah satu tujuan mudah.

Jika kita sering makan tiga kue saat makan siang, kurangi jumlahnya menjadi dua. Atau, ganti kue dengan buah-buahan dan sayuran. Serat akan membuat kita lebih kenyang dan membantu kita makan lebih sedikit.

Baca juga: Berapa Jumlah Kalori yang Dibakar Saat Bersepeda?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com