Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Elastico 7, Jersey Asal Bandung yang Tampil di Pentas Dunia

Kompas.com - 01/10/2020, 12:06 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keberadaan logo produsen pada jersey tim olahraga dunia merupakan sebuah pencapaian tersendiri bagi perusahaan tersebut.

Di kancah Olimpiade atau Piala Dunia misalnya, merek-merek besar berlomba-lomba menggaet kontrak dengan tim atau atlet besar, demi mendongkrak reputasi mereka.

Kita tentu masih ingat ketika seorang legenda olahraga basket Michael Jordan sampai harus menyelimuti tubuhnya dengan bendera Amerika Serikat, ketika Dream Team meraih medali emas di Olimpade Barcelona 1992.

Aksi itu dilakukan Jordan -yang adalah atlet Nike, untuk menutupi logo Reebok sebagai sponsor AS, yang tersemat di pada jaket yang dia kenakan.

Baca juga: Jersey The Last Dance Michael Jordan Ditaksir Laku Rp 7,1 Miliar

Jadi, bisa dibayangkan betapa besarnya kebanggaan yang muncul ketika sebuah logo bisa muncul di pentas dunia, baik bagi si atlet dan juga -tentu saja produsen itu sendiri. 

Kebanggan serupa pula yang dirasakan Rizky Oktarahman, seorang pengusaha muda asal Kota Bandung, yang sukses mendirikan brand pakaian olahraga Elastico 7.

Siapa yang pernah mengira, brand lokal yang dibangun sejak tahun 2010, oleh Rizky dan seorang sahabatnya, Riyadi bisa berkembang seperti sekarang.

Tentu, merupakan kebanggaan tersendiri jika merek yang mereka bangun untuk memproduksi pakaian di bidang olahraga seperti sepakbola dan futsal, bisa menembus pasar dunia.

Apalagi, kemunculan Elastico 7 ada di tengah-tengah dominasi merek-merek besar dunia di lahan yang sama. 

Logo Elastico 7 tercatat pernah tersemat pada jersey tim nasional di ajang Homeless World Cup 2015-2016.

Baca juga: 3 Brand Streetwear Indonesia Mendunia, Isi Koleksi Urban Outfitters

“Salah satu yang tidak terlupakan dan menjadi kebanggaan adalah, saat Elastico 7 menjadi sponsor jersey Tim Nasional Indonesia pada ajang Homeless World Cup 2014 di Chile,” kata Rizky.

“Saya sangat terharu, karena Elastico 7 bisa bersanding dengan brand-brand terkenal di dunia, dan mengawal perjuangan timnas di kancah internasional,” tambah dia.

Lalu pernah pula Elastoico 7 dipakai tim nasional AllStar 2017, menjadi official support klub sepakbola legendaris Persib, hingga menjadi langganan Istana Kepresidenan.

“Masker Istana untuk peringatan HUT RI tahun ini pun dari Elastico 7."

"Itu karena Presiden Jokowi peduli sama produk lokal,” tutur Rizky dalam perbincangan dengan Kompas.com belum lama ini.

Perjuangan dan kegagalan

Masker produksi Elastico 7 yang dipesan Istana Kepresidenan untuk kebutuhan peringatan HUT RI belum lama ini. KOMPAS.com/RENI SUSANTI Masker produksi Elastico 7 yang dipesan Istana Kepresidenan untuk kebutuhan peringatan HUT RI belum lama ini.
Namun segala pencapaian yang dialami Rizky tak lepas dari perjuangan panjang dan cerita kegagalannya untuk menjadi atlet sepakbola belasan tahun lalu.

Dikisahkan, pada tahun 2008 Rizky menghadapi fase tersulit dalam hidupnya. Saat itu, Rizky gagal menjadi pemain sepakbola.

Padahal, dia telah mengabdikan hidupnya di bidang tersebut sejak lama.

SSB Bina Pakuan adalah salah satu saksi bisu bagaimana Rizky berjuang menggapai cita-citanya menjadi atlet sepakbola.

Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, ia terpuruk dalam kekecewaan selama hampir satu tahun, sebelum akhirnya bisa bangkit.

Baca juga: Niion, Brand Lokal Bandung yang Segera Mendunia ke Las Vegas

Keluarga terdekat yang membuat ia bangkit. Rizky lantas mulai menata kembali kehidupannya, menyusun peluang di masa depan.

Dia lalu memutuskan untuk mencoba membuka usaha. Banyak hal dia coba, mulai dari menjual pulsa, air galon, hingga gas elpiji pernah dia jalani.

“Saya jalani semuanya, ya jualan kaus, air galon, pulsa. Lama-lama kaus ini lebih menguntungkannya."

"Akhirnya saya fokus ke produk fesyen olahraga,” tutur Rizky.

Kesuksesan

Dia lalu mendirikan Elastico 7, dan kian merasakan kesuksesan.

Rizky mengaku mengedepankan kreativitas dan inovasi, hingga kreasinya bisa menjadi produk lokal Bandung yang bersaing dengan apparel luar negeri.

Sedikit demi sedikit, keinginan itu tercapai. Produk Elastico pun mulai terbang ke mancanegara.

Setidaknya Elastico pernah mengirimkan produk ke berbagai negara seperti Malaysia, Jepang, hingga Amerika Serikat.

Baca juga: Blankenheim, Sepatu Lokal yang Mendunia, Lahir dari Rasa “Dendam”

Proses pembuatan Elastico 7.KOMPAS.com/RENI SUSANTI Proses pembuatan Elastico 7.

Awalnya, Rizky tidak memproduksi produknya sendiri. Ia mengirimkan desain ke sebuah konveksi.

Pengalaman Rizky di bidang sepakbola ternyata membantunya meraih pasar. Perlahan namun pasti, bisnisnya berkembang. Hingga akhirnya mampu memproduksi sendiri.

Rizky mengaku optimistis bisa lebih mengembangkan bisnisnya. Apalagi kini ia menawarkan berbagai macam produk.

Baca juga: Hilang Kamera, Picu Lahirnya Bot Junkard yang Mendunia...

Mulai dari Jersey, kaus kaki, jaket, hingga produk andalan Elastico 7 yaitu base layer. Produksinya saat ini mencapai 2.000 pieces per bulan.

Base layer adalah salah satu teknologi baru di bidang tekstil, menjadi pakaian yang "paling dekat" dengan kulit, fungsinya untuk menjaga kulit agar tetap kering saat berolah raga.

Ditipu dan kecewa

Kesuksesan ini tidak dicapai dengan mudah. Berbagai kejadian menyedihkan sempat ia alami.

Mulai dari ditipu orang, hingga perginya sejumlah pegawai untuk membuka bisnis yang sama.

“Saya kecewa, sakit hati, perlu waktu sebulanan untuk merelakan,” tutur dia.

Namun belakangan dia mengaku sadar, semakin dikendalikan rasa kecewa, akan lebih sulit untuk memacu perusahaan.

Dia lalu memilih terus berinovasi dan berkarya.

Ketika ditanya budaya kerja yang diterapkan hingga bisa bertahan di tahun ke-10 ini, ia mengungkapkan, disiplin dan kekeluargaan menjadi kunci utama.

“Kekeluargaan di antara kami besar, jarak sangat diminimalisir di sini,” cetus dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com