Kemudian, yang kedua adalah risiko kematian akibat kehamilan. Berdasarkan data, angka kematian ibu dan anak paling banyak terjadi pada mereka yang hamil di usia anak.
Selain itu, usia remaja sebenarnya adalah masa bagi seseorang untuk menemukan jati diri.
Diperlukan waktu untuk menyadari dirinya memiliki identitas yang unik dan berbeda dengan orang lain.
"Bayangkan apa yang terjadi jika seseorang tidak punya identitas tersebut terhadap kelangsungan hidupnya," ujar Nadya.
"Secara psikologis, dia rentan untuk mengalami masalah seperti depresi dan kesulitan menentukan apa yang dibutuhkan dalam hidup," tambah dia.
Lantas, berapakah usia yang tepat untuk seseorang menikah?
Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diketahui Tentang Kehidupan Setelah Menikah
Nadya mengungkapkan, tidak ada aturan yang saklek terkait usia tertentu tepat untuk menikah.
Namun, berdasarkan teori perkembangan manusia yang dicetuskan Diane E. Papalia, pernikahan biasanya terjadi di usia dewasa muda, yakni 21-30 tahun.
Nadya menjelaskan, bila di usia remaja tugas perkembangan adalah menemukan identitas diri, maka lain halnya dengan usia dewasa muda.
Di usia dewaasa muda, tugas perkembangan adalah menjalin hubungan dengan orang lain. Oleh karenanya, di periode ini banyak orang yang mencari pasangan hidup.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.