Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 1 Maret 2021, 06:01 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Umumnya kopi dikonsumsi untuk membantu seseorang lebih segar dan terjaga serta memberikan suntikan energi untuk beraktivitas.

Namun, beberapa orang tidak merasa kurang berenergi dan tetap ngantuk meski sudah minum kopi.

Nah, jika kamu juga mengalami hal itu, tiga penyebab berikut mungkin jadi penyebabnya, seperti dilansir The Insider:

1. Faktor genetika

Sekitar 45 menit setelah dikonsumsi, kafein akan mulai diserap oleh tubuh.

Kemudian, molekul kafein akan dengan cepat berpindah ke otak.

Setibanya di otak, molekul kafein tersebut akan mengikat reseptor yang biasanya dipasangkan dengan adenosin, neurotransmitter yang mendorong tubuh untuk tidur.

Tindakan ini menghalangi adenosin mencapai reseptor tersebut sehingga akan menghambat kantuk.

Menurut perawat teregistrasi dan pendidik perawat dari Nurse Together, Jenna Liphart Rhoads, PhD, genetika dapat memainkan faktor dalam sensitivitas kafein karena genetika menentukan seberapa efektif reseptor adenosin tersebut dapat mengikat molekul kafein.

Selain itu, seberapa cepat kita merasakan efek kafein dan untuk berapa lama efek tersebut bertahan juga tergantung pada genetika kita.

Enzim di hati yang disebut CYP1A2 bertanggung jawab atas 95 persen metabolisme kafein.

Namun, ada dua bentuk CYP1A2, salah satunya akan memetabolisme kafein lebih cepat daripada yang lain, yang berarti kita akan merasakan lebih sedikit efek stimulan dari kopi.

Nah, bentuk CYP1A2 mana yang kita miliki bergantung pada genetika masing-masing.

Faktanya, dalam sebuah studi tahun 2011, para peneliti menemukan bahwa sekitar 10 persen orang memiliki gen yang membuat mereka hiposensitif terhadap kafein.

Kondisi itu memungkinkan tubuh mereka tidak merasakan efek apapun sekalipun sudah mendapatkan asupan kafein dalam jumlah besar.

Baca juga: Teh atau Kopi, Mana Lebih Baik untuk Pagi Hari?

2. Toleransi terhadap kopi
Nah, mungkin saja kamu tetap ngantuk meski sudah minum kopi karena tubuhmu membangun toleransi terhadap kopi.

Ketika kamu terus-menerus mengonsumsi kopi dengan kuantitas atau frekuensi yang tinggi, tubuh akan menjadi kurang sensitif terhadap efeknya.

Jadi, cobalah mengonsumsi kafein dalam jumlah moderat.

Jumlah konsumsi kafein yang moderat tidak akan berdampak buruk terhadap jantung dan minum sedikit cangkir kopi per harinya mungkin akan lebih sehat untuk jantung.

Rekomendasi dosis kafein maksimal adalah 400 miligram per hari, itu sama dengan sekitar empat cangkir kopi.

Jika kamu sudah tidak merasakan efek stimulan kafein meski sudah mengonsumsi kafein dalam batasan tersebut, mungkin tubuhmu sudah membentuk toleransi yang terlalu tinggi terhadap kafein.

Sebab, minum lebih banyak dari jumlah tersebut bisa menyebabkan efek negatif, seperti sakit kepala atau insomnia.

Jadi, jika kopi rasanya sudah tidak memberi efek buatmu, cobalah jeda sejenak.

Menurut ahli gizi teregistrasi, Morgyn Clair, toleransi terhadap kopi bisa diminimalisasi dengan mengurangi konsumsi kafein.

"Jeda minum kafein bisa membantu tubuhmu lebih sensitif terhadap efek-efek kafein," kata dia.

Akan tetapi, jangan sembarangan memangkas asupan kafein jika memang kamu terbiasa mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak setiap harinya.

Sebab, mengurangi secara drastis asupan kafein malah bisa menyebabkan sakit kepala dan suasana hati yang mudah terganggu.

Jadi, cobalah untuk mengurangi jumlahnya sedikit demi sedikit.

Untuk strategi yang tepat sesuai dengan kebutuhan tubuhmu, cobalah meminta saran medis kepada ahli gizi.

Baca juga: Perhatikan, 6 Efek yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Kopi

3. Terlalu kelelahan
Jika kamu masih merasakan kantuk meski sudah minum kopi, bisa jadi kamu memang sudah terlalu lelah.

Menurut Rhoads, ketika seseorang dalam kondisi kelelahan ekstrem, kafein mungkin tidak cukup membuat orang tersebut terjaga karena yang dibutuhkan tubuhnya adalah tidur cukup.

Nah, jadi cobalah lihat kembali pola tidurmu. Jika memang kamu kurang tidur, cobalah untuk memperbaiki pola tidurmu dan tidur lebih awal.

Jika merasakan sulit tertidur, upaya seperti meditasi tidur bisa coba dilakukan.

Baca juga: 5 Cara Orang Sukses Atasi Kelelahan Fisik dan Emosional

Alternatif kopi untuk bikin melek
Jika kamu masih merasa ngantuk meski sudah minum kopi, cobalah cari alternatif lain yang bisa membuatmu terjaga tanpa harus minum kopi.

  • Menjaga tubuh tetap terhidrasi

Menurut Clair, dehidrasi punya peran besar dalam membuat seseorang merasa kelelahan.

Minum banyak air juga bisa membantu untuk tidur lebih lama. Kok bisa?

Sebuah studi skala besar di tahun 2019 yang dilakukan terhadap individu dari China dan Amerika Serikat menemukan, mereka yang tidur enam jam setiap malam memiliki risiko dehidrasi yang lebih tinggi daripada orang-orang yang tidur delapan jam setiap malam.

Baca juga: 10 Manfaat Minum Air Hangat di Pagi Hari

  • Berolahraga

Ketika berolahraga, otak kita melepaskan endorfin atau hormon yang memunculkan rasa bahagia, kepuasan dan stimulasi yang cukup untuk membuat tubuh tetap terjaga.

Merasa tidak punya cukup waktu untuk berolahraga di pagi hari?

Tak perlu khawatir. Sebab, olahraga ringan dalam waktu singkat saja sebetulnya sudah memberikan efek positif terhadap kesehatan.

Misalnya, luangkan waktu 30 menit untuk jalan kaki atau jogging.

Namun, jangan lupa untuk melakukannya secara rutin, ya.

Baca juga: Manfaat Kesehatan di Balik Jalan Kaki 11 Menit Setiap Hari

  • Berjemur

Dalam sebuah studi tahun 2017, para peneliti menemukan bahwa paparan tingkat cahaya tinggi di pagi hari berkaitan dengan kualitas tidur yang lebih baik serta waktu tertidur yang lebih cepat.

Baca juga: Ini Waktu Berjemur yang Baik di Bawah Sinar Matahari

  • Sarapan

Buat kamu yang biasa melewatkan waktu sarapan, kini saatnya membiasakan diri untuk makan di pagi hari.

Apalagi, jika kamu sedang mencari pengganti kopi untuk tetap terjaga.

Sebab, sebuah penelitian di tahun 2008 meneliti murid usia 13 hingga 20 tahun. Para peneliti menemukan, individu yang sarapan merasa lebih segar dan terjaga daripada yang melewatkan sarapan.

Baca juga: 12 Makanan Sehat untuk Sarapan agar Tidak Kegemukan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau