Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Manfaat dan Pandangan yang Keliru tentang Cuka Sari Apel

Kompas.com - 16/03/2021, 08:22 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber CNN

American Dental Association menyarankan kita agar tetap menyikat gigi dua kali sehari selama dua menit dengan pasta gigi sebagai pilihan yang sehat.

Di samping itu, Boghosian menambahkan bahwa membersihkan gigi palsu atau berkumur dengan cuka bukanlah ide yang baik.

"Itu juga bisa membahayakan gigi dan coba pikirkan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi logam pada gigi palsu," terangnya.

Baca juga: 6 Cara Konsumsi Cuka Apel yang Malah Bahaya bagi Kesehatan

4. Gigitan nyamuk

Ada banyak artikel di internet yang mengklaim cuka sari apel sebagai pengobatan untuk infeksi kulit dan jerawat, melawan kutu, menghilangankan ketombe, serta anti penuaan.

Juru bicara American Academy of Dermatology, Dr Marie Jhin mengatakan bahwa cuka sari apel memang dapat mengeringkan jerawat, tetapi bukan metode anti penuaan.

"Saya tidak akan merekomendasikannya. Saat ini kami memiliki metode yang jauh lebih efektif dan aman daripada ini," ujarnya.

Meskipun cuka sari apel juga dapat membantu mengatasi sengatan matahari pada kulit, Jhin biasanya tidak menyarankan hal itu kepada pasien.

Namun, ada satu kegunaan yang dia setujui terkait penggunaan cuka sari apel pada kulit yakni untuk mengatasi gigitan nyamuk.

"Ini adalah obat rumahan yang sangat berguna untuk gigitan nyamuk. Jika kita memiliki banyak gigitan, masukkan dua cangkir cuka sari apel ke dalam bak berisi air dan rendam bagian yang digigit nyamuk," katanya.

"Maka cuka sari apel akan segera membantu mengatasi gatal pada kulit," lanjut dia.

Tapi jangan gunakan cuka sari apel untuk menghilangkan kutu rambut atau kutil.

Satu studi menemukan cuka sebagai metode alami yang tidak efektif untuk membasmi kutu dan mengobati kutil, apalagi yang disebabkan oleh virus.

Direktur dari Advanced Dermatology and Skin Cancer Institute di Beverly Hills, Dr Michael Lin memiliki perspektif yang lebih negatif tentang penggunaan cuka sari apel pada kutil.

"Salah satu contoh buruk adalah seorang pria mencoba mengobati kutil kelamin dengan cuka sari apel, lalu dia datang ke kantor dengan kondisi seluruh area itu terbakar cuka," terangnya.

Lin mengatakan, dia merasa lebih nyaman merekomendasikan cuka putih suling, yang dibuat dengan formulasi standar keasaman 5 persen.

Tetapi, jika kita memang memilih untuk menggunakan cuka sari apel, cobalah untuk membeli merek dagang yang jelas dan memberikan label pada tingkat keasaman.

"Apa pun cuka yang kita pilih, jangan gunakan dengan kekuatan penuh. Pastikan perbandingan rasionya adalah 1:10," kata dia lagi.

Baca juga: 9 Manfaat Cuka Apel untuk Kulit dan Rambut, Kamu Sudah Tahu?

5. Pembersih serbaguna

Karena sifat antimikrobanya, cuka sari apel sering disarankan sebagai pembersih alami untuk rumah. Kandungan asam dari cuka sari apel ini efektif melawan jamur.

Tetapi, menurut Institut Riset Pestisida, ada banyak pembersih alami yang memiliki bau yang lebih enak seperti garam, jus lemon, hidrogen peroksida, minyak tea tree, dan baking soda.

Namun, cuka sari apel memiliki keunggulan dapat terurai secara hayati. pH-nya yang rendah membuat cairan ini sangat bagus untuk melawan kotoran alkali seperti air sadah dan endapan mineral, serta buih sabun.

Kendati demikian, cuka sari apel mungkin tidak cukup untuk membuat rumah kita merasa bebas dari kuman.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 tidak menunjukkan dampak nyata cuka apel terhadap bakteri E. coli atau S. aureus dan bakteri staphylococcus, yang bertanggung jawab atas sebagian besar infeksi kulit maupun jaringan lunak.

Tapi, studi itu memperlihatkan cuka sari apel cukup efektif melawan bakteri yang ditularkan melalui air yakni Pseudomonas aeruginosa, yang kebanyakan ditemukan di rumah sakit dan bak air panas yang tidak dirawat.

Cuka sari apel juga efektif melawan Salmonella enterica, versi salmonella yang langka, bawaan dari hewan babi.

Jika kita memilih menggunakan cuka untuk membersihkan rumah, jangan pernah mencampurnya dengan pemutih atau amonia, karena akan menciptakan gas klorin atau kloramin yang beracun.

Baca juga: 9 Manfaat Cuka Apel untuk Kulit dan Rambut, Kamu Sudah Tahu?

6. Pengawet makanan

Digunakan selama berabad-abad untuk mengawetkan bahan makanan seperti acar, cuka kini menjadi populer sebagai pengawet alami pada daging olahan dan unggas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com