Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 14/04/2021, 13:31 WIB

KOMPAS.com - Menghukum anak dengan memukul selama ini dikaitkan dengan efek samping seperti masalah kesehatan mental, kecemasan, depresi, masalah perilaku, dan risiko penggunaan zat maupun obat-obatan terlarang.

Tidak hanya itu, menurut studi terbaru memukul anak di bokong (spanking) ternyata juga memengaruhi perkembangan otaknya.

Demikian menurut penelitan terbaru yang dilakukan tim peneliti Harvard dan dipublikasikan di jurnal Child Development.

Diketahui ada peningkatan aktivitas di wilayah otak anak ketika berhubungan dengan tindakan pemukulan bokongnya.

Bagian otak yang terpengaruh adalah bagian yang bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan dan pemrosesan situasi.

Baca juga: Sekalipun Marah, Jangan Pernah Pukul Bokong Anak...

Yang benar-benar mengkhawatirkan adalah para peneliti menemukan efek pada otak tersebut mirip dengan bentuk kekerasan yang parah.

Peneliti senior Katie A. McLaughlin menyebut, hasil penelitian tentang efek spanking diharapkan dapat mengubah definisi memukul bokong dari "disiplin" menjadi "kekerasan."

Supaya anak jera

Kebiasaan menghukum dengan memukul anak ini sudah menjadi rahasia umum. Para orangtua menganggap dengan memukul bisa membuat anak jera dan ingin mendengarkan apa yang diajarkan.

Nyatanya ini justru berdampak buruk pada anak yang mengalami pemukulan, meski memang pukulan tersebut tidak sampai menyebabkan cedera serius.

Jika anak melakukan kesalahan atau tidak disiplin, orangtua bisa menghukumnya dengan tindakan lain seperti mengurangi banyaknya uang jajan per hari atau bisa saja dengan membatasi aktivitasnya untuk menonton tv atau bermain gawai.

Selain menghukum, orangtua juga perlu memberitahu anak mengapa tindakan itu tidak baik atau seharusnya tidak dilakukan. Beri anak pujian jika mereka melakukan hal yang positif.

Baca juga: Beda Gaya Parenting Otoriter vs Otoritatif, Mana Lebih Baik?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Moms
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke