Sebuah studi tahun 2007 tentang insiden di mana anak-anak digigit anjing, menemukan bahwa anjing paling sering menggigit anak-anak ketika merasakan ancaman terhadap wilayah, makanan, atau sumber daya lain, seperti mainan.
Selain itu, studi yang diterbitkan dalam jurnal Injury Prevention itu juga mengungkapkan bahwa anak-anak yang berisik dan melakukan gerakan-gerakan tidak terduga cenderung memiliki risiko lebih besar untuk digigit.
Saat dilakukan pemeriksaan terhadap binatang-binatang yang agresif, sekitar setengah dari mereka memiliki kondisi medis, seperti kelainan kulit atau tulang, yang dapat menyebabkan kecemasan pada anjing.
Kondisi itu membuat mereka lebih cenderung merasakan dorongan untuk melindungi diri dan akhirnya mungkin melakukan penyerangan.
Baca juga: 6 Makanan yang Tak Boleh Diberikan pada Anjing
Ketika berhadapan dengan situasi di mana anjing yang terlihat tidak nyaman dan siap menyerang, beberapa hal yang bisa kita lakukan di antaranya:
Jika cara di atas tidak berhasil dan anjing tetap mendekati untuk menyerang, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari serangan anjing di antaranya:
Baca juga: 5 Hal yang Tak Boleh Dikatakan kepada Anjing
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.