Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2021, 04:23 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sebuah studi tahun 2007 tentang insiden di mana anak-anak digigit anjing, menemukan bahwa anjing paling sering menggigit anak-anak ketika merasakan ancaman terhadap wilayah, makanan, atau sumber daya lain, seperti mainan.

Selain itu, studi yang diterbitkan dalam jurnal Injury Prevention itu juga mengungkapkan bahwa anak-anak yang berisik dan melakukan gerakan-gerakan tidak terduga cenderung memiliki risiko lebih besar untuk digigit.

Saat dilakukan pemeriksaan terhadap binatang-binatang yang agresif, sekitar setengah dari mereka memiliki kondisi medis, seperti kelainan kulit atau tulang, yang dapat menyebabkan kecemasan pada anjing.

Kondisi itu membuat mereka lebih cenderung merasakan dorongan untuk melindungi diri dan akhirnya mungkin melakukan penyerangan.

Baca juga: 6 Makanan yang Tak Boleh Diberikan pada Anjing

Apa yang harus dilakukan?

Ketika berhadapan dengan situasi di mana anjing yang terlihat tidak nyaman dan siap menyerang, beberapa hal yang bisa kita lakukan di antaranya:

  • Menghindari kontak mata.
  • Membalikkan badan secara perlahan ke samping.
  • Menyilangkan tangan.
  • Mengabaikan anjing sepenuhnya.
  • Tetaplah berada di situ beberapa saat, kemudian pergi.
  • Pergilah ke tempat yang memiliki pembatas antara kita dan anjing.

Jika cara di atas tidak berhasil dan anjing tetap mendekati untuk menyerang, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari serangan anjing di antaranya:

  • Tetap diam.
  • Tanpa berteriak, cobalah meminta bantuan seseorang yang ada di dekat situ.
  • Jika berada di bahwa, cobalah perlahan meringkuk dengan tangan terlipat di belakang leher untuk melindungi kepala dan tenggorokan.
  • Cobalah sebisa mungkin tenang dan tidak menunjukkan sikap agresif agar anjing tidak merasa akan diserang.

Baca juga: 5 Hal yang Tak Boleh Dikatakan kepada Anjing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com