Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Atlet Olimpiade, Dilarang Posting Endorsement Selama Kompetisi

Kompas.com - 05/08/2021, 15:46 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber APnews

KOMPAS.com - Banyak atlet modern mendapatkan pemasukan dengan kolaborasi bersama sponsor atau menyediakan endorsement dengan menjadi influencer media sosial.

Jumlah pendapatannya ini bahkan bisa jauh lebih besar dibandingkan uang yang didapatkan ketika bertanding di lapangan. Misalnya saja Simone Biles, atlet gimnastik AS atau Naomi Osaka, petenis berdarah Jepang-Amerika yang kerap mempromosikan produk tertentu di akun Instagramnya.

Sayangnya, hal ini agak sulit mereka lakukan selama berkompetisi di Olimpiade Tokyo 2020.

Penyelenggara, International Olympic Committee (IOC) menerapkan aturan khusus yang membatasi para atlet untuk melakukan iklan marketing dengan para sponsor atau endorsement yang telah mereka terima.

Baca juga: 4 Aksi Kebaikan Atlet Olimpiade yang Layak Ditiru

Seringkali, perusahaan atau brand yang bersangkutan harus mengirimkan konsep iklan tersebut sebelum disetujui untuk dilakukan. Upaya ini juga tak menjamin permintaan tersebut disetujui oleh penyelenggara.

Terbukti, atlet AS hanya boleh melakukan maksimal tujuh postingan yang berbau iklan sedangkan olahragawan Inggris maksimal hanya 10.

Batasannya juga ketat termasuk tidak boleh ada produk khusus, tidak ada tautan ke video penampilan mereka, dan tidak ada cincin olimpiade yang disertakan.

Tujuannya adalah memastikan gelaran kompetisi olahraga ini bebas sponsor dan tetap fair dari segi finansial.

Aturan ini dibuat berdasarkan sejarah bahwa olimpiade adalah acara amatir dan tidak berorientasi keuntungan semata. Praktiknya seperti tidak ada logo sponsor di kamera selama acara ditayangan.

Baca juga: Cerita di Balik Seragam Model Bikini Para Atlet Voli Pantai

Namun, uang tetap saja mengalir dengan kontrak sebagai mitra resmi olimpiade, yang kerap diburu brand-brand besar.

Keuntungannya mencapai 1 miliar dollar AS sejak 2016, imbalannya rekanan dapat menayangkan acara televisi yang menampilkan atlet dan simbol Olimpiade. Atlet yang memiliki kesepakatan dengan sponsor resmi juga dapat mengunggah produknya dengan bebas.

Pebulu tangkis tunggal putra Denmark peraih medali emas Viktor Axelsen (tengah), tunggal putra China peraih perak Chen Long (kiri) dan tunggal putra Indonesia peraih perunggu Anthony Sinisuka Ginting berfoto bersama saat pengalungan medali bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). Anthony berhasil meraih medali perunggu setelah menang dari tunggal Guatemala Kevin Cordon dengan skor 21-11, 21-13.ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN Pebulu tangkis tunggal putra Denmark peraih medali emas Viktor Axelsen (tengah), tunggal putra China peraih perak Chen Long (kiri) dan tunggal putra Indonesia peraih perunggu Anthony Sinisuka Ginting berfoto bersama saat pengalungan medali bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). Anthony berhasil meraih medali perunggu setelah menang dari tunggal Guatemala Kevin Cordon dengan skor 21-11, 21-13.

IOC sendiri berbagi keuntungan finansial olimpiade ini dengan badan olaharaga nasional negara peserta, bukan atlet yang bersangkutan.

Metode ini diklaim sebagai solidaritas dan dianggap adil bagi banyak negara miskin yang ikut serta. Dikutip dari panduan IOC, semua pihak yang tidak mematuhi aturan dan dalam kasus yang serius ini bisa dikenaan sangksi.

Tidak jelas apakah sanksi seperti itu pernah digunakan terhadap atlet, selain itu belum pernah ada contoh tertentu yang menyeruak ke publik.

Baca juga: Bagaimana Perempuan Atlet Olimpiade Hadapi Menstruasi?

“Jelas memberikan sanksi kepada seorang atlet akan menjadi solusi terakhir. Kami bekerja dengan (Komite Olimpiade Nasional) jika ada kasus pelanggaran untuk terlibat langsung dengan perusahaan yang melakukan iklan yang tidak sesuai untuk mendidik dan, jika perlu, meminta perbaikan," demikian pernyataan IOC, dikutip dari AP.

Halaman:
Sumber APnews
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com