Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Noda Putih Muncul dan Kotori Pakaian, Apa Pemicunya?

Kompas.com, 23 Agustus 2021, 14:45 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Livestrong

KOMPAS.com – Setelah berolahraga di hari yang panas, biasanya kita akan melihat bercak putih di baju.

Noda yang muncul tersebut adalah residu keringat. Tepatnya, kelenjar keringat apokrin yang cenderung mengeluarkan keringat di sekitar kulit kepala, ketiak, dan selangkangan.

Menurut tinjauan StatPearls pada Oktober 2020 lalu, kelenjar keringat apokrin ini kerap dituduh sebagai penyebab utama di balik noda putih di pakaian.

Alasannya, karena ukuran kelenjar ini lebih besar dan lebih terkonsentrasi, serta mudah berbaur dengan bakteri untuk menghasilkan bau badan dan reaksi lainnya.

Baca juga: Semakin Banyak Keringat Tanda Olahraga Sukses, Benarkah Demikian?

Keringat yang tersisa di tubuh dapat membuat noda putih di pakaian jika bergabung dengan beberapa hal berikut ini:

1. Keasaman keringat

Dalam sebuah ulasan di Temperature pada tahun 2019 disebutkan, keringat memiliki pH asam karena mikronutrien seperti amonia dan bikarbonat -salah satu bahan dalam baking soda.

Menurut dokter kulit Erum Ilyas, CEO dan pendiri AmberNoon, keasaman inilah yang berkontribusi pada noda keringat.

"Kemungkinan pH asam keringat berinteraksi dengan pewarna tekstil dan antiperspiran yang mengarah pada efek pemutihan ini," ujar dia.

2. Deodorant dan Antiperspirant

Salah satu alasan di balik noda putih lainnya adalah deodorant yang kita pakai.

Menurut U.S. National Library of Medicine, keringat sebenarnya tidak memiliki warna, namun, mineral dalam keringat dapat bereaksi dengan deodorant untuk membentuk noda.

Baca juga: Studi: Keringat Saat Berolahraga Menunjukkan Tingkat Kebugaran Kita

Deodorant juga akan meninggalkan lapisan putih pada kulit yang menempel pada pakaian dan mengubah warna kain dari waktu ke waktu.

"Keringat dapat bergabung dengan aluminium dalam antiperspiran untuk meninggalkan residu kuning pada pakaian, dan residu dari antiperspiran juga dapat berkontribusi pada noda ini," kata Dr. Ilyas.

3. Pewarna Kain

Dr. Ilyas mengungkapkan, keringat dapat bergabung dengan pewarna di pakaian, hingga menciptakan noda menyebalkan tersebut.

"Pigmen dalam tekstil dapat berinteraksi dengan keringat untuk mengubah warna dan berpotensi mencerahkan atau menciptakan noda putih pada pakaian," kata dia.

4. Garam

Pernahkah kamu memerhatikan adanya garam pada pakaian saat selesai berolahraga?

Menurut riset di Columbia University, garam semacam itu terbentuk seiring dengan menguapnya keringat setelah sesi olahraga.

Garam tersebut juga bisa mengkristal dan membentuk noda putih.

Siapa saja yang bisa mendapat noda putih?

Jawabannya, siapa pun bisa. Namun, ada orang-orang yang lebih sering mengalaminya, di antaranya:

Atlet

Atlet dan orang-orang yang sehat secara fisik memiliki lebih banyak kesempatan untuk berkeringat.

Artinya, peluang untuk mendapatkan noda putih tersebut semakin besar.

Atlet tentu menghasilkan lebih banyak keringat dibanding non-atlet.

Baca juga: 5 Tips Bersepeda ke Kantor Tanpa Berpeluh Keringat

Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi kecil pada April 2014 di Plos One yang mengamati 16 pelari jarak jauh, dan 20 orang yang tidak banyak bergerak.

Dari sana terungkap, pelari berkeringat lebih cepat dan lebih banyak saat kelenjar keringat mereka aktif dibandingkan dengan non-pelari.

Namun, hingga kini, hanya itu satu-satunya penelitian terbaru untuk mengukur perbedaan ini, sehingga perlu penelitian untuk mendukung temuan tersebut.

Orang dengan keringat berkonsentrasi garam tinggi

Konsentrasi garam yang lebih tinggi dalam keringat juga dapat membuat pakaian rentan terhadap noda.

Penelitian yang diterbitkan pada Juli 2016 di Journal of the International Society of Sports Nutrition, mengungkap tentang hal ini.

Disebutkan, orang yang berolahraga dalam jangka waktu lama -misalnya, selama satu jam di bawah terik matahari, seperti pelari maraton, dapat mengeluarkan jumlah garam yang lebih tinggi dalam keringat.

Selain itu, Cleaveland Clinic menyebutkan, beberapa kondisi kesehatan juga bisa membuat keringat menjadi lebih asin.

Misalnya, cystic fibrosis yang memengaruhi bagaimana air dan garam bergerak melalui tubuh dan dapat menghasilkan kadar klorida (komponen garam) yang tinggi dalam keringat.

Baca juga: 4 Penyebab Munculnya Keringat Saat Tidur Malam

Orang dengan kondisi kesehatan tertentu

Menurut Mayo Clinic, keringat berlebih bisa menjadi gejala kondisi kesehatan seperti hipertiroidisme, menopause, atau efek samping pengobatan lainnya.

Sementara Cleaveland Clinic menyebutkan, hal ini merupakan tanda seseorang mengalami hiperhidrosis.

Hiperhidrosis adalah kelainan kulit di mana kelenjar keringat bekerja berlebihan dan membuat kita banyak berkeringat.

Namun, apa pun penyebabnya, keringat ekstra itu dapat meningkatkan kemungkinan noda pada pakaian.

Bagaimana menanganinya?

Meski sulit dihindari, kita tetap bisa meminimalisasi noda semacam ini dengan beberapa cara.

Gunakan antiperspirant

Selalu gunakan antiperspirant setiap datang ke kelas olahraga. Sebab, tidak hanya membuat teman lebih bahagia, kita juga bisa mengurangi kemungkinan timbulnya bau badan dan noda.

Namun, tidak perlu berlebihan. "Gunakan lapisan tipis antiperspiran untuk mengurangi perubahan warna pakaian,” kata Ilyas.

Baca juga: Bisakah Tinta Tato Menutupi Kelenjar Keringat?

Lalu, kenakan antiperspirant pada malam sebelumnya untuk memberikan ia kesempatan untuk meresap lebih baik.

"Antiperspiran efektif lebih lama, jadi boleh saja digunakan malam sebelumnya," kata dia.

Jika noda kuning juga menjadi masalah, pertimbangkan untuk menggunakan antiperspiran dengan konsentrasi aluminium yang lebih rendah atau deodoran alami bebas aluminium.

Dr. Ilyas lalu merekomendasikan penggunaan antiperspirant gel yang meninggalkan residu minimal dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya noda putih.

Sering-seringlah mencuci

Cegah dan hilangkan noda keringat dengan segera mencuci pakaian yang berkeringat.

“Semakin lama pakaian tersebut dibiarkan, semakin banyak perubahan warna terjadi,” kata Ilyas.

Menjinakkan keringat berlebih

Jika kita rentan terhadap keringat berlebih dan nampak sulit mengendalikannya, berkonsultasilah dengann dokter terkait antiperspirant medis.

Jika itu tidak cukup, Ilyas menyarankan untuk berbicara dengan dokter tentang suntikan Botox.

Sebab, menurut penelitian pada April 2013 di Toxinx, suntikan ini dapat meredakan keringat berlebih untuk sementara waktu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau