Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciri-ciri "Panic Attack" dan 13 Cara Mengatasinya

Kompas.com - Diperbarui 06/12/2022, 05:14 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Serangan panik atau panic attack adalah kondisi ketika seseorang merasakan gelombang ketakutan yang intens, yang dicirikan oleh sesuatu yang tidak terduga dan intensitasnya dapat melemahkan.

Menurut Help Guide, panic attack sering kali menyerang tiba-tiba, tanpa peringatan apa pun, dan terkadang tanpa pemicu yang jelas. Bahkan, panic attack bisa terjadi ketika kita sedang bersantai atau tidur.

Panic attack bisa menjadi bagian dari gangguan lain, seperti gangguan panik, fobia sosial, atau depresi, atau bisa juga hanya mengalami satu atau lebih episode panik, tapi sangat bahagia dan sehat.

Apa pun penyebabnya, panic attack dapat diobati dan ada strategi yang bisa kita gunakan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala panic attack, sehingga mendapatkan kembali kepercayaan diri kita dan mengambil kembali kendali atas hidup kita.

Baca juga: Jangan Sepelekan! 21 Ciri-ciri Mental Breakdown dan Cara Mengatasinya

Penyebab panic attack

Panic attack berulang sering dipicu oleh situasi tertentu. Misalnya, menyeberangi jembatan yang pernah dilalui atau berbicara di depan umum, yang sebelumnya pernah menyebabkan panic attack.SHUTTERSTOCK/UNIQUE VISION Panic attack berulang sering dipicu oleh situasi tertentu. Misalnya, menyeberangi jembatan yang pernah dilalui atau berbicara di depan umum, yang sebelumnya pernah menyebabkan panic attack.
Panic attack mungkin terjadi hanya satu kali, meskipun ada sejumlah orang yang mengalami episode panik berulang.

Panic attack berulang sering dipicu oleh situasi tertentu. Misalnya, menyeberangi jembatan yang pernah dilalui atau berbicara di depan umum, yang sebelumnya pernah menyebabkan panic attack.

Biasanya, situasi yang memicu panic attack adalah situasi di mana seseorang merasa terancam dan tidak dapat kabur dari situasi tersebut, sehingga memicu respons tubuh untuk melawan atau lari.

Selain itu, menurut University of Michigan Health, panic attack juga dapat disebabkan oleh kondisi lain, seperti:

  • Masalah kesehatan, seperti tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme), atau masalah jantung atau pernapasan.
  • Depresi atau gangguan suasana hati lainnya. Konsumsi alkohol berat.
  • Menggunakan terlalu banyak nikotin atau kafein.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti yang digunakan untuk mengobati asma dan masalah jantung.
  • Penggunaan obat.
  • Hidup dengan tingkat stres tinggi untuk waktu yang lama.

Menurut Cleveland Clinic, panic attack biasanya pertama kali terjadi selama masa remaja atau dewasa awal. Namun, orang-orang dari segala usia, termasuk anak-anak, dapat mengalami kondisi ini.

Sementara dari jenis kelamin, wanita dua kali lebih mungkin mengalami panic attack daripada pria.

Seseorang juga memiliki peluang lebih tinggi mengalami panic attack jika memiliki orangtua dengan depresi atau gangguan bipolar.

Baca juga: 3 Cara agar Penderita Bipolar Produktif di Lingkungan Kerja

Ciri-ciri panic attack

Selama panic attack berlangsung, gejala fisiknya dapat menumpuk dengan sangat cepat. Gejalanya antara lain sakit kepala seperti akan pingsan, mual atau merasa sakit, berkeringat, dan lainnya.Unsplash/Carolina Heza Selama panic attack berlangsung, gejala fisiknya dapat menumpuk dengan sangat cepat. Gejalanya antara lain sakit kepala seperti akan pingsan, mual atau merasa sakit, berkeringat, dan lainnya.
Mind UK mencatat sejumlah ciri-ciri panic attack yang mungkin dialami seseorang.

Selama panic attack berlangsung, gejala fisiknya dapat menumpuk dengan sangat cepat. Gejalanya meliputi:

  • Detak jantung berdebar atau berpacu
  • Merasa pusing atau seperti akan pingsan
  • Merasa sangat panas atau sangat dingin
  • Berkeringat atau gemetar
  • Mual atau merasa sakit
  • Merasakan sakit di dada atau perut
  • Berusaha keras untuk bernapas dengan tenang atau merasa seperti tersedak
  • Merasa seperti kaki gemetar atau lemas
  • Merasa terputus dari pikiran, tubuh, atau lingkungan, yang merupakan jenis disosiasi

Selama panic attack, kita juga mungkin merasa sangat takut kehilangan kendali, takut akan pingsan, takut mengalami serangan jantung, dan takut mati.

Ketika berada di situasi tersebut, kita mungkin merasa takut untuk pergi keluar atau ke tempat umum sendirian karena khawatir akan mengalami panic attack lagi.

Jika ketakutan menjadi sangat kuat, kondisi itu bisa disebut agorafobia.

Baca juga: 9 Makanan dan Minuman yang Bisa Perburuk Gangguan Kecemasan

Cara mengatasi panic attack

Menurut Medical News Today, ada beberapa cara mengatasi panic attack yang dapat dicoba untuk mendapatkan kembali kendali atas diri kita dsn mengurangi gejalanya:

1. Ingatlah semuanya akan berlalu

Selama episode panik, meningat bahwa perasaan panik tersebut akan berlalu dan tidak berbahaya dapat membantu sebagai cara mengatasi panic attack. Meskipun, beberapa orang merasakan situasi itu sangat mengerikan.

Cobalah menyadari bahwa itu hanyalah periode yang sementara dan akan segera berlalu.

Panic attack cenderung akan mencapai titik paling intens dalam waktu 10 menit sejak gejala awal muncul, dan gejalanya akan menghilang perlahan.

2. Menarik napas dalam

Menarik napas panjang dan dalam bisa membantu sebagai cara mengatasi panic attack atau mengelola gejala yang dirasakan.SHUTTERSTOCK/PHEELINGS MEDIA Menarik napas panjang dan dalam bisa membantu sebagai cara mengatasi panic attack atau mengelola gejala yang dirasakan.
Menarik napas panjang dan dalam bisa membantu sebagai cara mengatasi panic attack atau mengelola gejala yang dirasakan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com