Jika kita benar-benar perlu melakukan lebih dari satu tugas yang menuntut perhatian pada saat yang sama, ingatlah bahwa akan ada kelambatan dalam kinerja.
Tak perlu memarahi diri sendiri atas ketertinggalan itu. Pahamilah bahwa kita memang tidak bisa melakukan dua hal sekaligus.
Baca juga: Multitasking Ternyata Malah Bikin Kinerja Turun
Satu-satunya cara untuk mengembalikan fokus, misalnya ketika kita terlalu lama mengakses media sosial atau tenggelam dalam pikiran, adalah dengan mengistirahatkan otak.
Jha menyarankan untuk melakukan latihan singkat berikut, beberapa kali sehari sebagai cara untuk memeriksa perhatian kita.
Mantranya adalah STOP. S adalah menghentikan apa yang kita lakukan, T adalah menarik napas, O adalah mengamati apa yang terjadi di dalam diri kita dan di sekitar kita, sementara P adalah lanjutkan untuk bekerja.
"Istirahat otak ini memungkinkan kita untuk kembali ke masa kini dengan fokus pada masa kini, sehingga kita dapat mengarahkan "senter" kita ke tempat yang memang dibutuhkan," ujarnya.
Baca juga: Waspadai, 7 Kebiasaan Buruk yang Merusak Fungsi Otak
Tetapi, sebelum kita memulai latihan mindfulness harian singkat selama 12 menit ini, ingatlah bahwa tujuannya bukan untuk memiliki fokus yang benar-benar tajam karena itu tidak mungkin.
"Pikiran kita dirancang untuk keteralihan perhatian. Tapi kita bisa berlatih untuk menempatkan fokus kita di tempat yang tepat dan mengembalikannya ke jalurnya saat kita membutuhkannya," ujarnya.
Mulailah dengan duduk nyaman dengan postur tegak namun santai. Jangan ragu untuk menundukkan kepala atau menutup mata kita. Jha memberikan empat langkah mindfulness berikut:
Pilih sensasi pernapasan yang paling menonjol bagi kita. Pikirkan napas sebagai target perhatian kita.
Sensasinya bisa berupa gerakan seperti dada bergerak atau kesejukan pada kulit saat udara mengalir dari hidung.
Sekarang, fokuskan "senter" kita pada semua sensasi yang berhubungan dengan napas ini.
Perhatikan ketika pikiran kita telah mengembara jauh dari napas. Fokus kita mungkin telah berpindah ke pikiran, sensasi, atau ingatan.
Ketika pikiran kita melayang jaug, cukup arahkan kembali perhatian kita ke napas.