KOMPAS.com - Kebiasaan yang merusak otak bisa datang dari kebiasaan kita sehari-hari. Kebiasaan yang dilakukan mungkin cuma sepele, namun jika dilakukan terus-menerus dalam waktu lama tentunya bisa berdampak pada kesehatan kognitif kita.
Untuk itu, mengubah kebiasaan yang merusak otak akan memberikan perubahan terhadap fungsi otak kita, sekecil apapun perubahan itu.
Menurut para ahli, gaya hidup modern dapat memengaruhi jalur saraf dan membuat kita lebih lambat dan kurang mampu untuk berpikir orisinal.
Hiperkonektivitas semakin berdampak pada otak. Pada akhirnya, kita menjadi kurang produktif dan kurang efektif.
Untuk menjadi individu yang produktif, kita perlu melakukan lebih banyak kebiasaan yang dapat meningkatkan kesehatan otak kita, dan lebih sedikit melakukan kebiasaan yang menyebabkan penurunan kognitif.
Melansir Insider, setidaknya ada tujuh kebiasaan yang merusak otak dan perlu dihindari untuk mencegah penurunan fungsi otak jangka panjang:
Ketidakaktifan dapat menyebabkan masalah kesehatan kronis seperti penyakit jantung, obesitas, depresi, demensia, dan kanker.
Banyak orang terlalu sibuk untuk hanya melakukan aktivitas gerakan dasar, yang dapat memperlambat penurunan kognitif.
Sebuah penelitian di Journal of Comparative Neurology menunjukkan hubungan antara pola hidup tidak aktif (sedentary) dan penurunan mental. Pola hidup tidak aktif tersebut ditemukan dapat mengubah bentuk neuron tertentu di otak.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.