KOMPAS.com - Sakit perut setelah sarapan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyebab sederhana seperti makan berlebih atau penyebab yang lebih serius.
Menurut Livestrong, hal pertama yang perlu dilakukan ketika merasakan sakit perut setelah sarapan adalah mengingat kembali apa yang baru saja dikonsumsi dan berpotensi mengiritasi perut.
Jika gejalanya sudah mengganggu dan terjadi cukup sering, berkonsultasilah dengan dokter untuk mengevaluasi penyebabnya.
Baca juga: Makan Sebelum Olahraga Bikin Sakit Perut, Mitos atau Fakta?
Beberapa penyebab sakit perut setelah sarapan antara lain:
Menurut para pakar, penyebab paling umum sakit perut setelah sarapan atau pada waktu makan lainnya adalah karena makan terlalu banyak.
Menurut asisten profesor kedokteran dari fakultas penyakit pencernaan dan hati di Columbia University Medical Center, Suneeta Krishnareddy, MD, MS kepada Self, makan terlalu banyak bisa membuat perut sangat meregang.
Namun, perut yang meregang jni juga bisa disebabkan bakteri di saluran pencernaan mencoba membantu tubuh memecah makanan, yang dapat menyebabkan gas dan distensi.
Pada beberapa orang, peregangan itu menyebabkan rasa sakit atau kram perut.
Baca juga: 4 Menu Sarapan yang Bantu Lenyapkan Perut Buncit, Mau?
Intoleransi makanan adalah penyebab umum ketidaknyamanan pada perut setelah makan, termasuk sakit perut setelah sarapan.
Kondisi terjadi karena sistem pencernaan tidak dapat mencerna gula atau protein tertentu yang ditemukan dalam beberapa makanan.
Misalnya, jika kita memiliki intoleransi laktosa, usus gagal menghasilkan cukup laktase, enzim yang mencerna laktosa.
Intoleransi laktosa bisa menyebabkan kram perut dalam waktu 20-30 menit setelah mengonsumsi segala bentuk produk susu.
Bentuk intoleransi makanan lainnya termasuk intoleransi susu, intoleransi fruktosa, intoleransi MSG, dan intoleransi terhadap bahan tambahan makanan.
Selain sakit perut setelah sarapan, gejala lain yang mungkin menyertai intoleransi makanan termasuk mual, kembung, gas, muntah, mulas, diare, dan lainnya.
Baca juga: Punya Gejala Serupa, Apa Beda Alergi dan Intoleransi Makanan?