KOMPAS.com - Night terror atau teror tidur merupakan salah satu gangguan tidur yang biasanya dialami oleh anak-anak, terutama yang sudah menginjak usia balita.
Bahkan, gangguan tidur ini termasuk sangat umum dan sekitar 88 persen terjadi pada anak-anak di bawah usia 11 tahun.
Meski membuat banyak orangtua khawatir, namun night terror teridentifikasi masuk ke dalam kelompok perilaku tidur sama seperti tidur berjalan (sleep walking) dan tidur sambil berbicara (sleep talking) yang sebenarnya tidak berbahaya bagi anak-anak.
Pakar tidur, James Wilson atau yang sering dikenal sebagai The Sleep Geek pun menjelaskan lebih lanjut terkait night terror dan bagaimana perbedaannya dengan mimpi buruk (nightmare).
Perbedaannya dengan mimpi buruk
Selama night terror berlangsung, balita mungkin akan berteriak, menangis, berkeringat, meronta-ronta, dan yang paling membingungkan bagi orang tua adalah mereka terlihat bangun.
Gangguan ini dapat berlangsung beberapa saat, sampai anak-anak pindah ke fase tidur yang berbeda.
Di pagi hari, mereka tidak akan mengingat apa pun, tetapi kita mungkin yang akan merasa kelelahan.
"Perbedaan utamanya adalah anak-anak dapat mengingat mimpi buruk tetapi untuk night terror mereka tidak ingat sama sekali," kata James.
Mungkin terasa tidak wajar, tetapi mencoba membangunkan anak dari night terror sangat tidak disarankan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.