Makanan yang sangat tinggi akrilamida dapat kita temukan dalam produk kentang goreng dan keripik kentang.
Menurut tinjauan tahun 2018, akrilamida ditemukan bersifat karsinogenik dalam penelitian yang dilakukan pada tikus.
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menganggapnya juga dapat bersifat karsinogenik bagi manusia.
Sementara itu, menurut sebuah studi tahun 2020, akrilamida ternyata dapat merusak DNA dan menginduksi apoptosis atau kematian sel.
Sehingga mengonsumsi terlalu banyak makanan yang digoreng dapat meningkatkan risiko kita untuk terkena diabetes tipe 2 dan obesitas.
Kondisi ini pun mampu meningkatkan stres oksidatif dan peradangan yang selanjutnya akan meningkatkan risiko kanker.
Makanan yang terlalu matang atau sampai gosong, terutama daging, dapat menghasilkan karsinogen.
Menurut satu artikel pada tahun 2020, memasak daging dengan panas tinggi menciptakan PAH karsinogenik dan amina heterosiklik (HCA).
Zat ini diketahui dapat meningkatkan risiko kanker dengan mengubah DNA sel.
Di sisi lain, memasak makanan bertepung terlalu lama juga dapat meningkatkan pembentukan akrilamida.
Untuk mengurangi risiko karsinogen dari memasak dengan suhu tinggi, cobalah menggunakan metode memasak yang lebih sehat seperti merebus atau memanggang pada suhu yang lebih rendah.
Baca juga: 5 Makanan untuk Cegah Kanker Usus Besar
Ada beberapa bukti bahwa produk susu dapat meningkatkan risiko kanker prostat. Adapun produk-produk tersebut dapat kita temui dalam susu, keju, dan yogurt.
Menurut sebuah review tahun 2014, mengonsumsi produk susu dapat meningkatkan kadar faktor pertumbuhan insulin 1 (IGF-1).
Ini terkait dengan risiko kanker prostat yang lebih tinggi karena IGF-1 dapat meningkatkan proliferasi atau produksi sel kanker prostat.
Gula dan karbohidrat olahan secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko kanker.