Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Rendang Babi, Simak 5 Fakta Soal Kuliner Kebanggaan Minang Ini

Kompas.com - 12/06/2022, 13:30 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial belakangan ini sempat dihebohkan dengan menu rendang babi yang dianggap menyinggung sejumlah kalangan.

Rendang babi itu kemudian viral, menuai kontroversi hingga kecaman dari banyak pihak, setelah menu nasi padang babi muncul di salah satu aplikasi online pesan-antar makanan.

Banyak yang beranggapan bahwa penamaan menu nasi padang non-halal itu dinilai melukai perasaan masyarakat Minangkabau.

Belakangan, diketahui jika kuliner tersebut hanya sempat dijual selama tiga bulan tahun 2020 lalu.

Pembuatnya juga mengaku tak ada niatan buruk selain hanya ingin berinovasi pada kuliner kebanggaan masyarakat Indonesia ini.

Fakta-fakta rendang yang jarang diketahui

Rendang yang merupakan makanan tradisional masyarakat Minangkabau memang memang sudah menjadi kebanggaan nasional.

Kuliner ini kerap masuk dalam daftar makanan terlezat di dunia, dengan kekayaan rempah dan rasanya.

Rendang umumnya dibuat dengan daging sapi sehingga kehadiran rendang babi ini tentu aja mengejutkan banyak pihak.

Baca juga: 5 Ide Olahan Rendang Selain Pakai Daging Sapi

Namun ada banyak fakta menarik soal makanan ini yang belum banyak diketahui publik.

Apa saja? Simak daftarnya yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Rendang bukan nama makanan

Mengutip artikel di Kompas.com, (5/4/2018), rendang sebenarnya bukanlah nama makanan seperti yang disangka banyak orang,

Seorang penulis buku "Rendang Traveler", Reno Andam Suri menjelaskan bahwa rendang merupakan proses memasak yang dimulai dari gulai, kalio sampai akhirnya menjadi makanan yang kita kenal sekarang.

Baca juga: Cara Memasak Rendang Enak Ala Chef Hotel

2. Kalio sering dikira rendang

Kalio khas Minang.Shutterstock/aprison Kalio khas Minang.
Tampilan rendang yang ada di luar Padang, Sumatera Barat, memiliki warna cenderung coklat keemasan, atau bahkan merah kecoklatan.

Merangkum artikel Kompas.com, (30/6/2020), rendang dengan warna tersebut bukanlah rendang, tapi bisa jadi masih berupa kalio.

Dalam proses memasaknya, rendang menggunakan bahan baku yang sama dan diolah dalam waktu lama.

Santan berwarna kuning kemerahan, kuah belum kental dan daging sudah matang merupakan ciri-ciri gulai.

Hidangan ini biasanya dimasak dalam waktu kurang dari 1 - 2 jam.

Sementara kalio dimasak sekitar empat jam. Ciri khasnya adalah santan dan rempah yang sudah mengeluarkan minyak.

Kuahnya berwarna kemerahan serta lebih kental dan berminyak daripada gulai.

Jika melihat tekstur dagingnya, kalio lebih lembut daripada rendang tetapi di proses ini, bumbu belum menyerap sempurna ke bagian terdalam daging.

Baca juga: Rendang Sapi ala Gordon Ramsey, Cocok untuk Santapan Lebaran

Sedangkan hidangan yang bisa dikatakan rendang adalah daging yang biasanya dimasak 7-8 jam bahkan ada yang sampai 24 jam.

Ciri khas rendang adalah minyak yang surut dan warna mulai menghitam.

Di tahap seperti ini, bumbu meresap sempurna ke dalam daging serta terdapat belahan daging dan serat-serat lengket.

Baca juga: Penjelasan Pengusaha Kuliner yang Jual Rendang Berbahan Babi

3. Rendang tak cuma pakai daging sapi

Secara umum, rendang terkenal menggunakan daging sapi sebagai bahan dasarnya.

Namun ternyata, berbagai pilihan daging dan bahan makanan lainnya juga bisa dibuat menjadi rendang.

Di antaranya adalah rendang ayam, bebek, kambing, itik, kerang, telur, kerbau hingga rendang berbasis sayuran.

4. Kerap dijadikan hidangan istimewa

Bagi orang Minangkabau, rendang adalah martabat daerah yang membuatnya begitu istimewa dan bukan makanan biasa.

Rendang juga sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Minang yang tak bisa dipisahkan.

Proses pembuatannya yang cukup lama dan penuh kesabaran itu membuat hidangan satu ini menjadi istimewa.

Baca juga: Rasa Rendang Padang dalam Mie Instan, Seperti Apa?

5. Identik dengan masyarakat Muslim

Sosiolog dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono mengatakan bahwa rendang sebagai hidangan khas Padang memiliki simbol terkait selera tertentu, salah satunya nilai kepercayaan.

"Makanan padang itu banyak diidentikkan dengan makanan-makanan islam atau makanan halal," ujarnya kepada Kompas.com.

Hal ini berkaitan dengan kebiasaan umat Muslim yang jika berada di wilayah mayoritas beragama lain, maka cenderung mencari rumah makan padang untuk makan.

Rumah makan padang diyakini menerapkan prosesi penyembelihan hewan sesuai ajaran Islam dan tidak bercampur dengan bahan baku haram.

Oleh sebab itu, ketika ada makanan khas Padang yang berbahan baku non-halal, wajar jika hal tersebut menuai protes dari berbagai kalangan.

Pasalnya hal tersebut dinilai dapat berpotensi merusak citra rumah makan padang itu sendiri.

Baca juga: Serba-serbi Nasi Padang Babi, Usaha Online dan Telah Tutup Sejak Lama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com