Bukan hanya itu, dia juga sering merasa tidak aman dan cemas, sehingga perlu terus “diakui” dan dihujani dengan kata-kata cinta dari pasangannya.
Tentu, ini bisa berpotensi membuat pasangan malah menjauh, yang makin mendorong ketakutan terbesar mereka yakni tidak diinginkan.
Orang yang mengalami daddy issue biasanya merasa dicintai ketika melakukan hubungan seksual dengan orang lain.
Bahkan, terkadang mereka berani mengambil risiko tinggi hanya untuk memuaskan kebutuhannya sendiri.
Sayangnya, hubungan seksual bisa saja tidak didasari oleh cinta yang justru bisa membuat mereka yang mengalami daddy issue makin terluka.
Baca juga: Ramai soal Daddy Issue, Ini Penjelasan Psikolog
Orang yang mengalami daddy issue cenderung memilih tetap bertahan dalam hubungan tidak sehat dibandingkan menjomblo.
Tak jarang, mereka akan loncat dari satu hubungan ke hubungan lain tanpa melihat adanya kecocokan antara dirinya dan pasangannya sendiri.
Keadaan ini diperparah jika mengalami anxious attachment style yakni ketakutan akan hidup sendirian bisa mengurangi kemampuan mereka untuk mengembangkan identitas dirinya sendiri dan move on ke hubungan asmara yang sehat.
Baca juga: Pria Berumur Pilih Wanita Lebih Tua, Meski Berharap yang Muda
Terakhir, seseorang yang mengalami daddy issue umumnya sadar bahwa hubungannya dengan ayahnya tidak baik.
Baik karena pernah disakiti secara emosional, fisik, atau seksual, hingga tidak merasakan kehadiran sosok seorang ayah di hidupnya.
Jika sudah begini, artinya mereka perlu pengobatan.
Jika orang terdekat atau diri sendiri mengalami beberapa tanda daddy issue, sebaiknya segera minta bantuan dari konselor atau terapis resmi untuk menyembuhkan “luka” itu.
Perlu diingat, kita memang tidak bisa mengubah masa lalu yang sudah dilalui.
Namun kita dapat mengubah cara kita memandang diri sendiri, masa depan, dan dapat menemukan orang-orang baru yang benar-benar menyayangi secara ikhlas.
Baca juga: Studi: Wanita Terpikat pada Pria yang Ingin Menjadi Ayah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.