Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Memiliki keturunan mungkin menjadi impian penting bagi beberapa pasangan yang telah menikah. Anggapan bahwa hadirnya seorang anak adalah kesempurnaan seorang wanita juga membuat masa-masa kehamilan sangat dinantikan.
Akan tetapi, banyak hal yang dapat menghalangi hal ini terutama jika kesehatan organ reproduksi terganggu. Beberapa diketahui sebelum kehamilan terjadi, namun beberapa di antaranya terjadi setelah diketahuinya kehamilan.
Kondisi sang ibu yang tidak sepenuhnya sehat, efek dari penyakit atau kelainan apa pun dapat memiliki konsekuensi serius bagi bayi yang dikandungnya dan ibu itu sendiri.
Oleh karena itu, jika terjadi kelainan selama kehamilan yang ditandai dengan gejala abnormal, ibu harus segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan. Hal ini juga dijelaskan dalam siniar Obrolan Meja Makan yang bertajuk, “Tanda-tanda Kehamilan Kosong”.
Melansir Kompas, kehamilan kosong atau Blighted Ovum (BO) adalah istilah untuk menjelaskan kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi dan menempel di dalam rahim, tapi tidak mau berkembang menjadi janin.
BO diketahui adalah salah satu bentuk keguguran dan merupakan 80 persen penyebab dari keguguran di awal kehamilan ketika usia kehamilan kurang dari sepuluh minggu.
Selain kehamilan kosong, berikut adalah hal-hal yang mengindikasikan kelainan pada kandungan ibu menurut Prof. Boonsri Chanrachakul, M.D.
Baca juga: Dampak yang Dirasakan Anak Jika Sering Nonton Horor
Jumlah perdarahan pada vagina ini bisa bervariasi. Dimulai dari pendarahan yang sedikit hingga agak banyak. Hal ini tidak boleh diabaikan dan harus segera diperiksakan ke dokter yang menangani ibu.
Selama trimester pertama, munculnya bercak normal terjadi karena telur yang dibuahi menanamkan dirinya di lapisan rahim. saat itu perubahan hormonal dan sedikit pendarahan vagina mungkin terjadi.
Namun, beberapa penyebab pendarahan atau bercak vagina serius, dapat mengindikasikan keguguran atau kehamilan ektopik. Jika seorang ibu mengalami pendarahan dengan rasa sakit pada perut di trimester akhir, ini juga bisa menjadi indikasi kelahiran prematur.
Dalam hal ini gejala yang dirasakan relatif umum. Apalagi saat hamil, gejala tersebut lebih mungkin terjadi karena sistem pencernaan bekerja lebih lambat dari biasanya karena ibu hamil mungkin mengalami sembelit atau gas.
Dinding perut menebal dan meregang untuk menampung janin yang terus tumbuh akan menekan kandung kemih ibu yang dapat menyebabkan sakit perut. Namun, bukan berarti ibu harus mengabaikan gejala ini.
Rasa sakit bisa jadi juga merupakan tanda infeksi saluran kemih atau kehamilan ektopik (kehamilan yang terjadi di luar rahim), yang jika dibiarkan dapat menimbulkan risiko keguguran.
Gejala ini sangat umum terjadi terutama pada wanita hamil, yang dapat disebabkan oleh dehidrasi, perubahan hormonal, stres, dan kelelahan. Namun, jika frekuensinya terus menerus, gejala-gejala ini bisa menjadi tanda peringatan dari sesuatu yang jauh lebih serius.
Baca juga: Dampak Psikologis Memaki Anak