Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Agung Setiyo Wibowo merupakan seorang Personal Branding Consultant, Career Coach & People Developer. Founder The Pandita Institute dan LinkedIn Hacks Academy ini kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi.
Di masa mudanya, Agung pernah mendapatkan sejumlah penghargaan bergengsi seperti Global Change Maker, Young Leaders for Indonesia, ASEAN Blogger Ambassador, Spirit of Majapahit Cultural Ambassador dan Duta Paramadina. Profil dan pemikirannya pernah diliput di berbagai media tanah air dan luar negeri seperti The Japan Times, SEA Today, Kompas, Media Indonesia, Detik.com, Merdeka.com, TVRI, RRI, SmartFM, dan Jawa Pos TV.
Sebagai seorang Storyteller, Agung pernah menulis 100 buku pada beragam topik-khususnya manajemen, bisnis dan self-improvement. Secara berkala, ia membagikan pemikirannya melalui akun LinkedIn dan blog pribadinya: agungwibowo.com.

"Slow Living"

Kompas.com, 28 September 2022, 08:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ketika kita "memperlakukan" pagi dengan berderet-deret daftar tugas yang perlu diselesaikan, kita mungkin menjadi tidak sabar, stres, dan fokus untuk memeriksa hal-hal dari daftar tersebut, alih-alih meluangkan waktu untuk menikmati momen demi momen.

Semuanya berubah ketika kita memberi diri sendiri cukup waktu pagi. Kita dapat menikmati setiap teguk kopi atau teh, menikmati sarapan, olahraga ringan untuk menerapkan slow living.

Kita bahkan mungkin mengerti bahwa kita dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan sepanjang hari karena kita tidak terburu-buru terus-menerus dalam keadaan stres. Jadi jika kita hidup perlahan dan menikmati setiap momen, mulailah dengan memberi diri sendiri rutinitas pagi yang lambat.

Keempat, menghindari multitasking. Jika kita seperti kebanyakan orang, kita mungkin bangga bisa menyelesaikan banyak tugas sekaligus. Tetapi kenyataannya adalahmultitasking justru kontraproduktif.

Ketika kita mencoba melakukan terlalu banyak hal sekaligus, perhatian kita menjadi tersebar, dan kita cenderung membuat kesalahan. Multitasking membutuhkan biaya. Di rumah atau di tempat kerja, gangguan menyebabkan pilihan yang buruk, kesalahan yang menyakitkan, dan stres yang tidak perlu.

Di sisi lain, monotasking memungkinkan kita untuk memfokuskan semua perhatian pada satu tugas, membuat kita lebih produktif dan tidak rawan kesalahan. Misalnya, jika kita sedang mengerjakan proyek untuk pekerjaan, matikan notifikasi email atau Whatsapp sehingga kita tidak terus-menerus terganggu oleh pesan masuk.

Baca juga: Multitasking Ternyata Tidak Produktif, Ini Penjelasannya Menurut Sains

Jika kita menghabiskan waktu bersama anak-anak, simpanlah ponsel dan beri mereka perhatian penuh. Ini mungkin tampak seperti perubahan kecil, tetapi dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas pekerjaan kita dan kedalaman hubungan kita. 

Jadi, jika kita merasa kewalahan dengan semua hal yang ada di daftar tugas kita, cobalah memperlambat dan mengerjakan satu tugas pada satu waktu. Kita mungkin akan terkejut betapa jauh lebih efektifnya diri kita. 

Kelima, menyempatkan diri untuk jeda. Hari-hari kita penuh dengan kewajiban dan komitmen, dan otak kita selalu bersenandung dengan ide dan gangguan. Untuk mengatasi kecepatan ini, sisihkan waktu untuk meditasi atau jeda. 

Dengan berlatih meditasi di pagi hari, kita dapat memulai hari dengan perasaan tenang dan fokus. Hal ini memungkinkan kita untuk menjalani hari dengan jelas daripada melakukan aktivitas sehari-hari dengan perasaan terburu-buru dan stres.

Demikian pula, meluangkan beberapa saat di awal atau akhir hari kerja yang sibuk dapat membantu kita mempertahankan fokus dan menangani tugas dengan tenang dan efisien.

Saat kita menarik napas dalam-dalam sebelum rapat atau presentasi penting, kemungkinan besar kita akan tetap positif, membumi, dan percaya diri; sedangkan jika kita pergi ke acara penting dengan perasaan bingung atau gelisah, itu dapat merusak kemampuan kita untuk tampil baik.

Ketika kita menemukan banyak waktu untuk meditasi jauh dari pekerjaan atau sekolah – baik itu saat duduk di taman favorit atau di teras rumah – momen berharga itu memungkinkan kita untuk berhenti sejenak di tengah jadwal yang padat, mengisi ulang "baterai mental", dan terhubung kembali dengan alam.

Baca juga: Bisa Atasi Stres, Pahami Meditasi dan Cara Mudah Melakukannya

Singkatnya, dengan menemukan waktu singkat sepanjang hari untuk menenangkan pikiran, kita dapat memperlambat, menghargai kesenangan hidup yang sederhana, dan merasa lebih siap untuk menghadapi apa pun yang menghadang. 

Bagi pemeluk Islam, meditasi tentu bisa kita gantikan dengan shalat lima waktu. Akan jauh lebih efektif jika kita menyempatkan setiap hari dengan shalat tahajud di sepertiga malam terakhir. 

Bagi pemeluk agama lain, yoga bisa dicoba. Aktivitas ini sudah terbukti membantu menurunkan stres, meningkatkan kesehatan jantung, memperbaiki postur, menurunkan berat badan dan seabrek manfaat lainnya.

Akhirnya, slow living bukanlah perbaikan cepat. Ini adalah perubahan pola pikir yang membutuhkan waktu dan akan terus berubah seiring perubahan yang paling penting bagi hidup kita.

Seperti yang ditulis Brooke McAlary dalam bukunya SLOW,  “Ini bukan balapan dengan garis star dan finis. Ini lambat, tidak sempurna, disengaja dan berkembang.”

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau