KOMPAS.com - Kebanyakan dari kita bingung ketika ingin memberikan dukungan kepada teman yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Ada perasaan simpati, ikut sedih dan ingin membantu namun tak tahu harus berbuat apa.
Kita takut mengatakan kalimat yang salah atau berperilaku yang tidak tepat sehingga malah memperburuk suasana.
Keraguan itu tentunya sama sekali tidak membantu para korban maupun penyintas korban kekerasan domestik.
Baca juga: Bukan Aib, Ini yang Harus Dilakukan Saat Jadi Korban KDRT
Banyak dari mereka mengalami kesepian, terisolasi, dan dipenuhi ketakutan sehingga dukungan dalam bentuk apa pun akan sangat berguna.
Sikap penuh dukungan dan berempati akan bisa menjadi sokongan emosional yang berarti untuk mereka.
Ada beberapa cara bijak dan berguna yang bisa lakukan terhadap teman atau kenalan yang menjadi korban KDRT.
Dikutip dari Very Well Mind, berikut rekomendasinya:
Luangkan waktu untuk ngobrol lebih dalam dengan korban, biarkan mereka mengungkapkan rasa takut dan frustasi yang terpendam selama bertahun-tahun.
Namun pastikan kita dalam kondisi tenang dan stabil secara emosional agar bisa memberikan ruang yang dibutuhkan oleh korban.
Baca juga: Pentingnya Kenali Indikasi Perilaku KDRT Sejak Pacaran
Awali ngobrolan dengan menyampaikan kekhawatiran kita tentang mereka atau beberapa perubahan yang muncul.
Sebutkan hal-hal yang menarik perhatian kita misalnya bekas memar, perubahan kepribadian atau sikap yang mencolok.
Yakinkan mereka bahwa kita akan menjaga rahasia tersebut namun jangan memaksa mereka membuka diri atau bicara langsung.
Jika kita sukses menjadi pendengar yang baik, biasanya mereka akan menyampaikan kisahnya dengan tepat.
Berikan mereka kesempatan penuh untuk berbicara.
Boleh saja mengajukan pertanyaan klarifikasi, tetapi terutama biarkan orang tersebut melampiaskan perasaan dan ketakutannya.
Baca juga: Tindakan Kekerasan yang Tergolong KDRT
Banyak korban berusaha menutupi tindak KDRT yang dialaminya meskipun sekitarnya sudah berusaha peduli.
Kenali berbagai tanda-tanda kekerasan domestik yang mungkin terjadi, termasuk fisik, emosional, maupun finansial.
Tujuannya untuk memastikan kita bisa memberikan pertolongan di waktu yang tepat sebelum terlambat.
Seringkali, korban adalah satu-satunya saksi dari perbuatan yang mereka terima, tanpa ada bukti tambahan.
Hal ini yang membuat mereka takut tidak dipercaya karena sosok pelaku yang mungkin terlihat lebih meyakinkan.
Baca juga: 6 Alasan Pasangan Lakukan Kekerasan dalam Pernikahan
Percayai ceritanya dan sampaikan keyakinan tersebut kepada mereka secara gamblang untuk memberikan kelegaan maupun harapan.
Beberapa kalimat yang bisa disampaikan antara lain:
Para korban KDRT biasanya menyangsikan perasaannya sendiri soal pasangannya maupun pengalaman yang telah dilalui.
Mereka bisa merasa marah, putus asa, ketakutan namun sekaligus merasa bersalah, masih mencintai dan berharap akan perubahan pasangannya.
Jika berniat membantu, kita perlu memvalidasi perasaannya dengan memberi tahu bahwa perasaan yang saling bertentangan ini normal.
Tetapi penting juga menekankan jikaa kekerasan tidak boleh dilakukan dan tidak normal untuk hidup dalam ketakutan akan diserang oleh orang terdekat.
Baca juga: Anak Korban KDRT Cenderung Tumbuh sebagai Pelaku KDRT, Benarkah?
Beberapa korban KDRT tidak menyadari buruknya situasi mereka sehingga kita perlu memberiktahu bahwa kekerasan bukan bagian dari hubungan yang sehat.
Misalnya layanan sosial atau yayasan yang memberikan dukungan hukum pada mereka, pekerjaan atau tempat tinggal baru yang lebih aman.
Dampingi mereka melewati fase buruk ini dan jika sudah siap, tanyakan kebutuhannya secara spesifik.
Sebaliknya, ada beberapa tindakan kita yang bisa memperburuk kondisi mereka.
Contohnya:
Baca juga: Kenali, 3 Tanda Orang Terdekat jadi Korban Kekerasan Domestik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.