Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Dirasakan Orang Setelah Di-bully, Tidak Hanya Sakit Hati

Kompas.com - 14/10/2022, 10:23 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bullying yang disebut juga perundungan merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja.

Bullying sering kali dilakukan oleh orang atau kelompok yang posisi dan kekuatannya besar kepada mereka yang dianggap lebih lemah.

Tindakan tidak terpuji itu menjadi concern selama beberapa waktu ke belakang lantaran banyak korban mulai berani speak up ke media sosial.

Terlebih, bagi mereka yang pernah dirundung ketika masih duduk di bangku sekolah, seperti dikucilkan, direndahkan, bahkan mengalami kekerasan fisik.

Dampak bagi korban bullying

Bullying patut diwaspadai oleh siapa pun karena tindakan tidak terpuji ini tidak memandang jenis kelamin, usia, ras, agama, bahkan lingkungan.

Orang atau kelompok yang mem-bully juga bisa melakukan intimidasi dalam berbagai bentuk supaya mereka terlihat kuat dan korbannya tak berdaya.

Bullying dapat dilakukan melalui kontak fisik langsung, perilaku nonverbal langsung atau tidak langsung, cyber bullying, bahkan pelecehan seksual.

Baca juga: Apa Saja Dampak Jangka Panjang Bullying Terhadap Anak?

Nah, ketika orang menjadi korban perundungan, seiring berjalannya waktu mereka akan merasakan beberapa dampak berikut ini.

Ilustrasi wanita sedang depresi.jcomp/ Freepik Ilustrasi wanita sedang depresi.

1. Mengalami stres psikologis

Orang yang pernah di-bully dapat mengalami masalah kesehatan mental, seperti merasa kesepian, kecemasan, termasuk depresi.

Tidak menutup kemungkinan mereka mencari "pelarian" karena masa lalu yang tidak mengenakkan dengan menyalahgunakan zat-zat tertentu.

Orang yang menjadi korban bullying juga berisiko mengalami gangguan kepribadian antisosial atau anti-social personality disorder.

Dampak lain yang berisiko dialami korban bullying adalah psikosis atau gangguan membedakan imajinasi dengan kenyataan.

Menurut psikiater Anisha Patel-Dunn, DO, kecemasan yang dialami korban bullying dikarenakan mereka tahu pahitnya menerima perundungan.

Lebih dari itu, korban bullying dapat merasakan trauma bergantung pada pengalaman masa lalu yang mereka rasakan.

Baca juga: 7 Ciri-ciri Anak Menjadi Korban Bullying, Orangtua Wajib Tahu

2. Sulit bersosialisasi

Jangan kira korban bullying hanya menderita secara mental. Pasalnya, cara mereka bersosialisasi dengan orang lain juga dapat terganggu.

Korban bullying berisiko kesulitan bersosialisasi dengan orang di sekitar mereka dan perilakunya cenderung kurang kooperatif.

Sebagian besar waktu yang dijalani korban bullying juga dihabiskan dengan menyendiri, bahkan mereka juga merasa rendah diri.

Parahnya, orang yang pernah dirundung berpotensi dikucilkan oleh teman sebayanya dan intimidasi terhadap mereka masih sering terjadi.

Studi Journal of Applied Developmental Psychology tahun 2015 turut mendapati temuan bahwa korban bullying kurang diterima oleh orang di sekitarnya.

Kebalikan dari itu, orang yang menjadi pelaku perundungan malah lebih diterima ketimbang korban yang mereka sakiti.

Ilustrasi wanita sedang marah.benzoix/ Freepik Ilustrasi wanita sedang marah.

3. Sulit mengendalikan emosi

Korban bullying dapat menerima balasan dari orang lain, seperti diteriaki, diancam, atau diserang karena caranya memberikan respons.

Hal itu bisa terjadi karena korban bullying berusaha untuk mengelola emosi, mengendalikan amarah, dan mengatasi frustasi.

Mereka seringkali cenderung diintimidasi berulang-ulang tapi menyebabkan rasa sakit pada orang lain. Siklus ini dapat terjadi secara berulang.

Baca juga: Ketahui Tanda Anak Jadi Korban Bullying dan Cara Mengatasinya

4. Berperilaku agresif

Pengalaman tidak mengenakan di masa lalu mendorong korban bullying sering merespons sesuatu secara agresif.

Pekerja sosial klinis Erica Laub, MSW, LICSW mengatakan, perilaku itu muncul karena korban bullying memiliki respons stres besar yang mirip dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Secara keseluruhan, korban bullying menjadi kurang percaya pada tindakan baik orang lain dan hubungan dengannya menjadi menegang.

Di samping itu, korban bullying juga seolah-olah menunggu orang lain untuk menyerang sehingga mereka bisa meresponsnya dengan agresif.

Tindakan semacam itu membuat korban bullying terlihat defensif, mencari musuh, tidak ramah, dan memilih mengisolasi diri dari orang lain.

Ilustrasi pria mengalami depresi.jcomp/ Freepik Ilustrasi pria mengalami depresi.

5. Rendah diri

Dari dampak buruk yang sudah disebutkan, korban bullying kemungkinan juga berpikiran untuk mengakhiri hidup.

Laub mengatakan, meski bunuh diri adalah hal yang kompleks dan melibatkan faktor lain di samping bullying, korban perundungan kemungkinan mengalami sesuatu yang lebih parah.

Menambahkan penjelasan Laub, Patel-Dunn juga menyampaikan bahwa bullying membawa impilkasi serius pada kesehatan mental korbannya.

Korban bullying dikatakan Patel-Dunn dapat mengalami depresi, menyendiri, rendah diri, termasuk kecemasan.

Tidak menutup kemungkinan, korban bullying merasa bersalah ketika mereka meluapkan perasaannya dengan cara merundung orang lain.

Baca juga: Studi: Remaja yang Jadi Korban Bullying Berfantasi Lakukan Kekerasan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com