Selain ikan yang harus dihindari, pedoman ACOG merekomendasikan bahwa siapa pun yang hamil atau menyusui harus membatasi beberapa jenis ikan.
Pedoman mereka merekomendasikan makan tidak lebih dari satu porsi seminggu (dengan kata lain, tidak lebih dari 6 ons) dari jenis ikan tertentu seperti tuna albakora, ikan kerapu, ikan halibut, ikan lemadang (mahi mahi), dan ikan kakap merah (snapper).
Baca juga: 10 Manfaat Makan Ikan yang Menyehatkan bagi Tubuh
Daging tertentu sebaiknya dihindari selama kehamilan.
Chien mengatakan bahwa daging-daging tersebut membawa risiko lebih tinggi dari bakteri listeria yang berbahaya.
Orang yang sedang hamil harus menghindari daging-daging ini yang berisiko tinggi untuk listeria.
Ada pun daging olahan, termasuk daging deli, sosis yang difermentasi atau kering, daging yang sudah didinginkan, daging atau unggas kurang matang, serta hot dog.
Baca juga: Perlu Diwaspadai, Bahaya Terlalu Sering Makan Daging Olahan
Pasteurisasi adalah proses di mana makanan tertentu diperlakukan dengan panas untuk membunuh bakteri umum tertentu.
Mengonsumsi produk yang tidak dipasteurisasi saat hamil dapat menempatkan kita pada risiko yang lebih tinggi listeria.
Keju yang tidak dipasteurisasi yang harus dihindari, termasuk brie, camembert dan keju bleu lainnya, feta, serta queso blanco, fresco atau panela.
Beberapa merek keju ini mungkin dipasteurisasi dalam beberapa kasus. Jadi, periksa label untuk memastikannya.
Jika dikatakan produk tersebut dibuat dengan susu pasteurisasi itu berarti aman. Jika tidak, maka sebaiknya dihindari.
Baca juga: 7 Jenis Keju yang Menyehatkan, Apa Saja?
Minuman-minuman ini paling sering ditemukan di beberapa toko makanan kesehatan dan pasar lokal.
Sekali lagi, periksa label untuk indikasi apakah produk yang kita pilih telah dipasteurisasi.
Petunjuk bahwa produk mungkin tidak dipasteurisasi adalah kata-kata seperti "alami" atau "segar diperas". Jika ragu, jangan mencobanya.
Baca juga: 5 Prinsip Utama Membuat Jus Buah yang Sehat nan Bermanfaat
Para peneliti mengatakan bahwa kita tidak berada pada peningkatan risiko salmonella saat hamil, tetapi efeknya bisa lebih buruk selama kehamilan.
Seperti penyakit yang ditularkan melalui makanan lainnya, salmonella dapat menyebabkan demam dan gejala gastrointestinal.
Bahkan dalam kasus yang jarang terjadi, itu dapat menyebabkan sepsis intrauterin, atau infeksi serius yang dapat menyebabkan masalah otak dan paru-paru pada janin.
Saat hamil, penting untuk menghindari makanan yang dibuat dengan telur mentah atau setengah matang.
Ini bisa termasuk beberapa makanan umum seperti saus caesar, mayones buatan sendiri, hollandaise dan saus bearnaise, hingga adonan kue mentah.
Selain telur mentah, tepung mentah juga dapat mengandung E. coli dan salmonella.
Beberapa makanan pencuci mulut pun ternyata dapat mengandung telur mentah, termasuk es krim, icing, mousse, dan tiramisu, jadi sebaiknya periksa label nutrisi atau tanyakan pada pelayan restoran terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.
Baca juga: Mengonsumsi Telur Setiap Hari, Apakah Aman?
Garam menyebabkan tubuh menahan air, jadi Chien merekomendasikan agar orang yang sedang hamil mengonsumsi makanan asin secukupnya.
"Terlalu banyak garam dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang meningkatkan risiko untuk preeklampsia, atau komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan pembengkakan karena retensi cairan," terangnya.