Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Penyebab Gangguan Kecemasan yang Jarang Disadari

Kompas.com - 25/10/2022, 12:21 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

Untuk mengetahui faktor risiko yang satu ini, sekelompok peneliti pernah menelisik perilaku 489 responden yang merupakan mahasiswa.

Peneliti lantas melihat bagaimana pandangan tertentu, seperti perasaan yang negatif dan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

Sejumlah indikator yang sudah disebutkan dikatakan peneliti dapat meningkatkan risiko terkena gangguan kecemasan, termasuk depresi.

Hasilnya, peneliti menemukan beberapa faktor yang meningkatkan risiko mengalami gangguan panik, gangguan kecemasan umum, dan gangguan depresi mayor.

Faktor yang dimaksud adalah terlalu kritis terhadap diri sendiri, kesulitan menerima kritik, dan memiliki perasaan negatif sebagai dewasa muda.

4. Trauma

Peristiwa tidak mengenakan yang terjadi di masa lalu dapat meningkatkan risiko mengalami gangguan kecemasan.

Peristiwa traumatis yang dapat menyebabkan gangguan tersebut, seperti perang, pelecehan, atau melihat kejadian yang mengerikan.

Orang yang merasakan kecemasan setelah peristiwa traumatis berisiko mengalami stres akut karena syok secara psikologis.

Di samping itu, trauma yang berkelanjutan juga bisa memicu gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Mereka yang masuk kelompok risiko terkena PTSD akan merasakan gejala dalam waktu 3 bulan sejak peristiwa yang menyebabkan trauma terjadi.

Biasanya, mereka mengalami mimpi buruk, sering gelisah, kesulitan tidur, mudah marah, dan menghindari pemicu yang menyebabkan trauma.

Baca juga: 9 Makanan dan Minuman yang Bisa Perburuk Gangguan Kecemasan

5. Rasisme

Orang yang mengalami diskriminasi rasial atau rasisme memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kecemasan.

Hal tersebut sempat diteliti oleh peneliti dalam studi yang dipublikasikan Proceedings of the National Academy of Sciences of the USA pada tahun 2020.

Dalam studi, peneliti mengatakan rasisme dan bentuk diskriminasi sosial dapat memengaruhi kesehatan mental orang.

Mental Health America (MHA) juga menyampaikan, mereka yang mengalami diskriminasi rasial dapat mengalami race-based traumatic stress injury (RBTS).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com