Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 30 Oktober 2022, 06:18 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengapa orang senang menyambut sesuatu yang menakutkan atau menyeramkan?

Apa yang membuat film horor atau thriller memiliki banyak penggemar? Kenapa ada orang yang senang menaiki jet coaster yang melaju di ketinggian?

Pertanyaan-pertanyaan mengenai kesenangan terhadap ketakutan ini sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah.

Ketika seseorang memilih untuk terlibat dalam kegiatan yang menakutkan, otak akan menghasilkan reaksi kimia yang membuat perasaan orang tersebut menjadi lebih baik.

Baca juga: Nonton Film Horor, Baik Atau Buruk bagi Kesehatan?

Anatomi ketakutan

Sebenarnya, apa yang dirasakan seseorang ketika merasa takut?

Ada banyak. Serangkaian proses terjadi di tubuh secara simultan atau bersamaan saat kita mengalami ketakutan, yaitu:

1. Amigdala melepaskan dua hormon stres

Bagian otak yang memicu respons melawan atau lari ini akan membuat kelenjar adrenal melepaskan dua hormon stres, adrenalin dan kortisol.

Hormon adrenalin memicu aliran hormon dopamin dan endorfin.

2. Detak jantung dan tekanan darah meningkat

Kondisi ini akan menyebabkan tubuh pucat, dingin, dan lembap. Dalam banyak kasus, kita bisa merinding.

3. Pupil membesar

Pupil mata membesar sehingga kita dapat melihat jelas sesuatu yang mengancam di depan kita. Indra tubuh lainnya juga meningkat.

4. Beberapa mekanisme dalam tubuh terhenti sementara

Proses fisik apa pun yang tidak membantu kita bertahan hidup saat ketakutan --seperti pencernaan-- akan terhenti sementara waktu.

Baca juga: 9 Cara Mengusir Rasa Takut yang Berlebihan

Kenapa orang senang merasa ngeri dan takut?

Ilustrasi roller coasterShutterstock Ilustrasi roller coaster
Berbagai sensasi yang menimbulkan ketakutan dalam diri kita adalah hasil dari proses adaptasi.

Ketakutan akan mencegah kita dari memeluk harimau, melompat ke jurang, atau berdiri di area terbuka selama petir menyambar.

Sederhananya, rasa takut inilah yang membuat kita tetap hidup.

Namun ada juga rasa ngeri atau takut yang disukai orang, seperti saat nonton film horor atau naik wahana seperti roller coaster

Jika demikian, mengapa orang senang sensasi merasa takut? Inilah alasannya:

1. Kita merasa aman

Menurut psikolog Chivonna Childs, PhD, hal yang membedakan ketakutan baik dari ketakutan buruk adalah persepsi kita tentang keselamatan.

"Ketakutan membuat kita tahu kita harus lari," katanya.

"Jika ada beruang datang, saya harus tahu apa yang dilakukan. Saya harus lari. Itu semacam ketakutan yang bisa menimbulkan kecemasan dan depresi."

Lalu bagaimana dengan ketakutan "baik"?

"Ada juga sisi baik dari rasa takut, dan itulah yang terdapat pada film-film menakutkan dan rumah-rumah berhantu. Kita mengerti ada akhir dari pengalaman itu," sambung Childs.

"Kita tahu bahwa melewati rumah hantu hanya untuk bersenang-senang, hanya orang-orang memakai kostum. Tapi itu masih mengaktifkan adrenalin, endorfin, dan dopamin. Kita mengalami euforia karena kita tahu diri kita aman."

Halaman:


Terkini Lainnya
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau