Orangtua lebih memprioritaskan capaian nilai material anak seperti prestasi sekolah, kecantikan fisik daripada perasaan anak sehingga menghasilkan attachment style ini.
Akibatnya, anak tersebut tumbuh dengan kecenderungan perilaku berikut ini:
Gaya keterikatan ini terjadi dari hubungan masa kecil ketika respon orangtua tidak konsisten.
Terkadang kebutuhan anak terpenuhi, dan di lain waktu diabaikan, tanpa logika yang jelas mengapa.
“Ini menciptakan ketidakmampuan untuk memprediksi apa yang akan terjadi ketika ada kebutuhan,” kata Hoskins.
Baca juga: Tanda-tanda Trauma Masa Kecil yang Terpendam pada Orang Dewasa
“Karena anak-anak berkembang dengan stabilitas dan prediktabilitas, respons yang tidak konsisten ini sangat membingungkan dan tidak stabil.”
Attachment style ini menghasilkan sejumlah perilaku dalam percintaan seperti:
Tipe ini terjadi pengalaman negatif yang sangat intens (trauma, pelecehan, pengabaian) terjadi di masa kanak-kanak.
“Anak-anak mungkin mengalami ketakutan terhadap orangtua mereka, yang membingungkan karena bertentangan dengan naluri bahwa orangtua harus hadir dengan aman dan terpercaya,” kata Hoskins.
Baca juga: 4 Dampak Trauma Masa Kecil yang Terbawa hingga Dewasa
Dualitas ketakutan dan kenyamanan dalam pengasuh dapat menyebabkan perilaku yang sangat kacau, atau tidak teratur.
Dampaknya untuk perilaku kita dalam hubungan pribadi yakni:
Baca juga: Trauma Masa Kecil Pengaruhi Cara Kita Mengatasi Konflik dalam Hubungan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.