Keseimbangan antara bakteri jahat dan bakteri baik di dalam usus merupakan kunci dari kesehatan saluran pencernaan.
Masih sering menyamakan istilah prebiotik dan probiotik? Faktanya, kedua hal tersebut memiliki perbedaan yang signifikan.
Probiotik adalah bakteri baik yang dapat kita temukan pada makanan atau suplemen.
Sementara prebiotik adalah zat yang berasal dari makanan seperti karbohidrat atau serat.
Prebiotik inilah yang menjadi "makanan" bagi bakteri baik agar lebih sehat dan kuat.
Prebiotik ditemukan pada makanan utuh seperti wortel, paprika, bawan merah, tomat, pisang dan lain sebagainya.
Sementara probiotik biasanya terdapat pada yogurt, kimchi, kombucha dan lain-lain.
Baca juga: 13 Makanan untuk Mencegah Penyakit Saluran Pencernaan
Makanan fermentasi dibuat melalui proses yang melibatkan mikroorganisme seperti bakteri atau ragi yang mengubah karbohidrat menjadi alkohol dan asam amino organik.
Manfaatnya sangat baik untuk meningkatkan sistem pencernaan, seperti kombucha, acar sauerkraut, kimchi hingga yogurt guna memperkuat mikrobioma usus.
Baca juga: Mengenal Kombucha, Teh Fermentasi yang Punya Banyak Manfaat Kesehatan
Perut kembung yang dirasakan setelah mengonsumsi sesuatu bukanlah kondisi yang perlu dikhawatirkan.
Kemunginan itu akibat adanya gas yang merupakan limbah atau sisa metabolisme setelah mikrobioma di dalam usus memecah semua nutrisi yang ada pada makanan yang dikonsumsi.
Seringkali gas itu muncul setelah kita mengonsumsi makanan yang mengandung prebiotik atau serat.
Saat pikiran atau tubuh sedang merasa stres, maka mikrobioma di dalam usus bisa menjadi biang keroknya.
Sebab, mikrobioma itu dapat memengaruhi 70-80 persen sistem kekebalan tubuh, kesehatan fisik hingga kesehatan mental.
Maka dari itu, konsumsi makanan yang baik untuk kesehatan usus dapat membantu mengurangi peradangan dan berkontribusi pada penurunan kadar kortisol.
Dua faktor itu pula yang memengaruhi tingkat stres seseorang hingga kekebalan tubuhnya.
Baca juga: Khasiat Bawang Putih untuk Kesehatan Usus