Misalnya, melampiaskan kekesalan karena pekerjaan mungkin terasa menyenangkan untuk sesaat, tetapi itu tidak menyelesaikan apa pun.
Dan kita akan terus memikirkan betapa kita membenci pekerjaan kita atau betapa buruknya kemampuan kita dalam mengelola pekerjaan tersebut.
Untuk mempraktikkan pembingkaian ulang yang positif, gantilah pikiran di atas dengan bagaimana kita mencari cara atau solusi untuk mengatasi tantangan dalam pekerjaan kita.
"Pola pikir ini memberi kita kekuatan untuk mengubah situasi dan kita dapat memulai dari hal kecil dengan memeriksa tugas-tugas penting apa yang harus diselesaikan terlebih dahulu, kemudian menunda sisanya sampai kita merasa tidak terlalu cemas," kata Maenpaa.
"Kuncinya adalah mengambil langkah mundur dan menangani segala sesuatunya satu per satu," ujar dia.
Ketika otak kita berpikir bahwa kita sedang berada dalam konflik atau bahaya, sistem alarm internal akan berbunyi untuk melindungi kita.
Baca juga: Overthinking lantaran Pasangan Selingkuh? Ini Cara Meredakannya
"Satu hal yang membuat saya berhasil adalah menuliskan perasaan saya dan menunggu setidaknya 24 jam (atau hanya beberapa jam jika itu adalah masalah yang mendesak) sebelum membalas atau mengambil tindakan impulsif apa pun," kata Maenpaa.
"Kemudian, saya menyimpan draf tersebut sementara saya mengalihkan perhatian saya dengan tugas lain," jelas dia.
Sebagai contoh, kita baru saja menerima email tentang sesuatu yang tidak beres.
Lalu kita merasa kesal, jantung mulai berdegup kencang, napas menjadi dangkal, dan kita menjadi sangat fokus pada apa yang salah dan mengapa hal tersebut terjadi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.