Jaringan tersebut sebenarnya berfungsi sebagai memproduksi darah haid, tetapi ketika tumbuhnya di luar rongga rahim, enzim yang terkandung di dalamnya dapat bekerja memproduksi darah haid di ovarium.
"Pertumbuhan kista yang terjadi di ovarium itu membuat darah haid tidak keluar. Lama-lama isi ovarium itu darah haid dan bisa menjadi asal usul kanker," jelas dokter Toto.
Baca juga: Radang Gusi hingga Kehamilan, 5 Penyebab Umum Gusi Bengkak
Risiko kanker ovarium akibat angka paritas kelahiran rendah akan berkurang jika wanita memiliki keturunan.
Dokter Toto mengatakan ketika seorang wanita mengalami masa kehamilan, maka proses ovulasi akan terhenti.
Kondisi tubuh dan hormon akan menyesuaikan diri untuk mempersiapkan wanita hamil, melahirkan hingga menyusui.
"Saat orang hamil peristiwa ovulasi tidak terjadi, otomatis ovarium istirahat. Kemudian ditambah lagi masa nifas dan menyusui."
"Ovarium akan istirahat dan tidak terjadi ovulasi dan perlukaan selama dua tahun," lanjut dokter Toto.
Dengan tidak adanya masa ovulasi, hal itu bisa menyelamatkan dan mengurangi faktor risiko kanker ovarium.
Bahkan dengan memiliki keturunan, lanjut dokter Toto tidak hanya risiko kanker ovarium yang bisa dicegah, tetapi juga untuk kanker payudara.
"Makin sedikit anak, makin sedikit ovarium beristirahat dan itu berbahaya bagi kanker. Apalagi kalau childfree akan lebih berbahaya lagi, " tutupnya.
Baca juga: Pakar Ungkap Pemicu Kanker Ovarium, Salah Satunya Makanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya