Hal itu yang kemudian membuatnya jadi tidak optimal dalam mencerna serat sehingga gas diproduksi sebagai produk sampingan.
Komposisi gas yang dihasilkan itu meliputi hidrogen, metana dan juga karbon dioksida.
Akibatnya, beberapa orang mengeluhkan sejumlah kondisi seperti perut begah, atau perut kembung.
"Kondisi itu bisa membuat jenis bakteri tertentu dapat mendominasi di sistem pencernaan dan mereka menghasilkan lebih banyak gas saat memecah serat."
Gas yang diproduksi setelah makan serat juga cenderung menumpuk di saluran pencernaan seperti udara pada balon di dalam dan memicu ketidaknyamanan.
"Peningkatan gas ini bisa membuat ketidaknyamanan," ujar Brown.
Tetapi sebetulnya masalah itu tentu tidak dapat dibandingkan dengan manfaat serat bagi kesehatan, mulai dari penurunan berat badan, antiperadangan, memperbaiki suasana hati, menurunkan risiko kanker, menyehatkan jantung hingga menurunkan kolesterol.
"Tidak apa-apa sedikit gas di perut tetapi memberikan kita segudang manfaat," kata Cynthia Sass, M.P.H., M.A., RD, CSSD, ahli diet yang berbasis di Los Angeles.
Kita juga masih bisa menyiasati cara menikmati serat yang baik bagi tubuh tanpa memberikan efek samping seperti perut kembung.
Seperti memerhatikan keseimbangan nutrisi hingga mengonsumsi makanan dengan probiotik dan prebiotik demi menjaga saluran pencernaan kita.
Baca juga: Bersendawa Berlebihan Bisa Jadi Pertanda Gangguan Pencernaan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.