Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Obesitas pada Tubuh, Merusak Saraf, Otot sampai Mental

Kompas.com - 15/06/2023, 19:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Kasus obesitas yang dialami pria dari Tangerang amat memprihatinkan.

Bobotnya mencapai 300 kilogram sehingga terpaksa dievakuasi dari rumahnya untuk mendapatkan penanganan.

Pemeriksaan dari dokter RSCM juga mendapati berbagai masalah kesehatan di tubuhnya akibat kelebihan berat badan tersebut.

Baca juga: Fakta Pria Obesitas di Tangerang, Berat Capai 300 Kilogram Karena Gangguan Respons Kenyang

Pengaruh obesitas pada tubuh manusia

Obesitas adalah kondisi berat dan lemak tubuh berlebihan yang sangat kompleks.

Hal ini biasanya disebabkan oleh faktor keturunan, fisiologis, dan lingkungan sekaligus pola makan, aktivitas fisik dan olahraga.

Tidak hanya soal penampilan, obesitas juga meningkatkan risiko masalah kesehatan termasuk jantung, diabetes, pencernaan hingga mental.

Baca juga: Pria di Tangerang Alami Obesitas hingga 300 Kg, Ini Kata Dokter Gizi

Dikutip dari Healthline, berikut adalah pengaruh obesitas pada kondisi tubuh manusia.

Saraf

Obesitas sangat meningkatkan risiko stroke yang terjadi ketika darah berhenti mengalir ke otak.

Pernapasan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia mengalami obesitas. Jumlah ini terbagi atas 650 juta orang dewasa, 340 juta remaja (orang muda), dan 39 juta anak-anak dan diprediksi akan terus bertambah. WHO memperkirakan pada tahun 2025, sekitar 167 juta orang mulai dari dewasa dan anak-anak, akan mengalami obesitas.Towfiqu barbhuiya/ Unsplash Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia mengalami obesitas. Jumlah ini terbagi atas 650 juta orang dewasa, 340 juta remaja (orang muda), dan 39 juta anak-anak dan diprediksi akan terus bertambah. WHO memperkirakan pada tahun 2025, sekitar 167 juta orang mulai dari dewasa dan anak-anak, akan mengalami obesitas.
Lemak yang tersimpan di sekitar leher bisa membuat jalan napas terlalu kecil sehingga seseorang sulit bernapas di malam hari yang disebut sleep apnea.

Baca juga: Mengenal Apa itu Sleep Apnea, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Masalah kesehatan ini bahkan bisa membuat pernapasan seseorang benar-benar berhenti untuk waktu yang singkat sehingga berisiko kematian.

Pencernaan

Obesitas telah dikaitkan dengan risiko penyakit gastroesophageal reflux (GERD) yang lebih tinggi.

Ada juga risiko batu empedu karena adanya penumpukan dan pengerasan sehingga dibutuhkan pembedahan.

Baca juga: Waspadai Pemicu Kanker Usus Besar, Daging Merah hingga Obesitas

Lemak juga dapat menumpuk di sekitar hati dan menyebabkan kerusakan hati, jaringan parut, dan bahkan gagal hati.

Kardiovaskular

Jantung penderita obesitas harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Efek sampingnya adalah tekanan darah tinggi yang membuat pembuluh darah menjadi keras dan menyempit.

Arteri yang mengeras, juga disebut aterosklerosis, dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Baca juga: 13 Penyebab Aterosklerosis, dari Kolesterol Tinggi sampai Rokok

Endokrin

Obesitas juga bisa membuat sel-sel tubuh kebal terhadap insulin yang sebenarnya penting untuk produksi energi.

Resistensi terhadap insulin memicu risiko diabetes yang rentan dengan komplikasi termasuk jantung, ginjal, stroke, amputasi hingga kebutaan.

Baca juga: Gangguan Sistem Endokrin

Reproduksi

Amy dan Tammy, kakak dan adik asal Amerika Serikat yang obesitasTLC Amy dan Tammy, kakak dan adik asal Amerika Serikat yang obesitas
Perempuan yang obesitas juga sulit hamil karena turunnya kadar testosteron yang penting untuk reproduksi.

Kelebihan berat badan kronis ini juga  meningkatkan risiko komplikasi serius selama kehamilan.

Baca juga: Apa Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas?

Rangka dan otot

Obesitas dapat menyebabkan memburuknya kepadatan tulang dan massa otot yang disebut sebagai obesitas osteosarkopenik.

Dampak buruknya adalah risiko patah tulang yang lebih tinggi, cacat fisik, resistensi insulin, dan banyak lainnya.

Baca juga: Benarkah Konsumsi Suplemen Kalsium Tak Turunkan Risiko Patah Tulang?

Berat badan yang berlebihan juga memberikan tekanan ekstra pada sendi sehingga mudah merasa sakit dan kaku.

Kulit

Kulit yang berlipat akibat lemak berlebihan sangat rentan mengalami ruam.

Ada juga masalah acanthosis nigricans yang merupakan perubahan warna dan penebalan kulit pada lipatan tubuh, berkaitan dengan diabetes.

Baca juga: Penyebab Kulit Leher Menghitam dan Cara Memutihkannya

Mental

Penumpukan lemak di area perut adalah salah satu alasan kenapa obesitas bisa menyebabkan hipertensi. Penumpukan lemak di area perut adalah salah satu alasan kenapa obesitas bisa menyebabkan hipertensi.

Obesitas juga berpengaruh negatif pada kesehatan mental penderitanya.

Orang dengan obesitas mungkin lebih cenderung mengalami:

  • kesejahteraan berkurang
  • emosi negatif
  • gejala psikopatologis

Selain itu, obesitas juga memicu risiko depresi yang lebih tinggi, harga diri yang buruk, dan masalah dengan citra tubuh.

Baca juga: Citra Tubuh Dapat Memengaruhi Kepuasan Seksual Wanita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com