Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Perbedaan Heat Stroke dan Heat Exhaustion

Kompas.com - 23/06/2023, 17:34 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Hal ini terutama terjadi jika kita berolahraga atau melakukan pekerjaan fisik dalam cuaca yang panas dan lembap.

Heat exhaustion dan heat stroke sama-sama menyebabkan suhu tubuh meningkat. Dan lonjakan suhu itu sejalan dengan beberapa gejala lainnya.

Gejala yang harus diwaspadai

Baik heat stroke maupun heat exhaustion memiliki gejala yang mirip.

Dan meskipun satu gejala mengarah ke gejala lainnya, keduanya sama-sama berbahaya jika tidak ditangani. Tanda-tanda dan gejala keduanya adalah sebagai berikut.

Heat exhaustion: suhu tubuh tinggi antara 38,3 derajat celsius dan 40 derajat celsius, kulit pucat, kram otot, sakit kepala, pusing, kelemahan dan kelelahan, napas cepat dan detak jantung meningkat, serta mual dan muntah.

Heat stroke: suhu tubuh tinggi di atas 40 derajat celsius, kulit kering dan merah, ketidakmampuan untuk berkeringat, kejang, bicara cadel, pusing atau pingsan, halusinasi dan kondisi mental yang berubah, serta kebingungan, agresi atau agitasi.

Jika kita mengalami gejala-gejala ini, menjauhlah dari sinar matahari, cobalah menurunkan suhu tubuh dan dapatkan bantuan medis apabila gejala-gejala tersebut terus memburuk.

Hal penting lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko:

• Usia
Usia muda dan tua paling rentan terhadap heat exhaustion dan heat stroke.

"Bayi, anak-anak, maupun lansia biasanya memiliki risiko yang lebih besar," kata Waters.

• Tingkat aktivitas
Orang yang bekerja atau berolahraga di luar ruangan saat cuaca panas lebih mungkin terkena masalah kesehatan ini.

• Dehidrasi
Jika kita mengalami dehidrasi karena banyak berkeringat dan tidak cukup minum untuk menggantikan cairan yang hilang, kita memiliki risiko lebih besar terkena masalah kesehatan akibat cuaca panas.

Selain itu, minum alkohol di luar ruangan pada hari yang panas juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit panas ini, karena alkohol dapat menyebabkan dehidrasi.

• Adaptasi
Tubuh bisa menjadi lebih baik dalam merespons panas dari waktu ke waktu.

Jika kita bepergian dari lokasi yang dingin ke lokasi tropis, kita mungkin memiliki risiko yang lebih besar mengaami gangguan sampai tubuh menyesuaikan diri dengan panas.

Hal yang sama juga berlaku jika kita memulai rutinitas olahraga baru dalam cuaca panas.

"Itulah mengapa kita perlu secara bertahap melakukan olahraga berat dalam cuaca panas, tidak boleh langsung," kata Waters.

"Perlu waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan diri dengan cuaca panas," sambung dia.

Baca juga: 5 Langkah Hadapi Cuaca Panas

Mengobati heat stroke dan heat exhaustion

Apabila kita mengalami tanda-tanda heat exhaustion, keluarlah dari tempat yang panas secepat mungkin.

Minumlah air untuk menghidrasi kembali dan ambil langkah-langkah untuk menurunkan suhu tubuh.

Selain itu, merendam diri di dalam bak berisi air dingin juga dapat membantu menurunkan suhu tubuh dengan cepat.

"Untuk mendinginkan tubuh, tempelkan kompres es pada leher, ketiak, dan selangkangan," saran Waters.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com