Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Kuat Hadapi Masalah dengan Prinsip "Antifragile"

Kompas.com - 26/06/2023, 18:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Manusia adalah makhluk yang serupa dengan tulisan pada bingkisan paket “Fragile: Handle with Care”. Sama seperti barang, manusia juga bisa menjadi sosok yang rapuh saat menghadapi masalah sehingga harus dipersiapkan sebaik mungkin.

Namun, kerapuhan ini bisa diminimalisasi dengan memiliki prinsip antifragile. Menurut Irene Setiawan, Founder dan Coach Merakit Hidup, dalam siniar Obsesif musim terbaru episode “Hadapi Masalah dengan Prinsip Antifragile” dengan tautan dik.si/ObsesifMH4.

Apa Itu Konsep Antifragile?

Mengutip The Guardian, konsep antifragile dipopulerkan oleh Nassim Nicholas Taleb pada 2012. Menurutnya, kita termasuk rapuh jika menghindari masalah atau tantangan yang sedang dihadapi. Kita justru berpikir seperti itu agar zona nyaman kita tetap terjaga.

Alasannya, tantangan sering kali membuat kejutan dalam hidup sehingga merusak rencana yang sudah dipikirkan matang-matang. Padahal, tantangan itu yang mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat.

Baca juga: Fenomena FOMO, Perasaan Takut Tertinggal

Untuk meminimalisasi kerapuhan itu, Taleb menghadirkan konsep antifragile yang membuat kita mampu menghadapi masalah dan tantangan tersebut tanpa harus mengubah identitas diri kita. Dengan konsep ini, kita juga jadi jauh lebih kreatif, adaptif, serta informatif.

Misalnya, saat pandemi Covid-19 berlangsung, manusia mampu bertahan dengan menggunakan teknologi semaksimal mungkin. Alih-alih terpuruk, respons ini adalah tanggapan baik dari kesulitan yang sedang dihadapi.

4 Kategori Manusia saat Hadapi Masalah

Taleb sendiri membagi manusia dalam empat kategori.

  1. Fragile (rapuh) sebagai orang yang gagal saat menghadapi kesulitan.
  2. Robust (kuat) sebagai orang yang menolak kegagalan tapi mampu mentolerir tingkat kesulitan yang tinggi.
  3. Resilience (tangguh) sebagai orang yang dapat pulih karena beradaptasi dari kegagalan.
  4. Antifragile sebagai orang yang dapat memanfaatkan kesulitan.

Orang yang rapuh berisiko mengalami kegagalan lebih besar dari segi mental dan fisik. Orang yang kuat cenderung tak mampu menerima suatu tantangan karena punya ego yang tinggi. Orang tangguh mampu beradaptasi.

Sementara orang dengan antifragile mampu berkembang, namun memiliki kehidupan yang seimbang antara kehidupan pribadi dan proses mencapai tujuan itu.

Efektif dalam Meningkatkan Ketahanan Hidup

Dalam penelitian Resilience Institute terhadap rasio ketahanan pada 2.297 orang, objek penelitian dibagi menjadi dua grup, yaitu fragile dan antifragile. Setelah dilakukan pelatihan ketahanan hidup, rasio grup fragile (rapuh) turun dari 13 persen menjadi enam persen.

Sementara itu, grup antifragile justru meningkat empat kali lipat menjadi 13 persen. Artinya, ada peningkatan sebesar 23,5 persen yang signifikan jika menerapkan konsep ini dalam hidup.

Semua orang berkesempatan mempelajari ini. Dalam penelitian yang sama, 10 persen objek penelitian yang terdiri dari 23.990 orang, menerapkan prinsip antifragile membuat hidup mereka meningkat karena memprioritaskan kualitas tidur dan meminimalkan rasa cemas dan sikap apatis.

Baca juga: Oversharing di Media Sosial, Apa Dampaknya?

Untuk mencapai tahap ini, Taleb mengungkapkan kedisiplinan dan konsistensi adalah kuncinya. Sayangnya, tak semua orang mampu menerapkannya karena tantangan selalu datang setiap harinya.

Lantas, bagaimana cara lainnya untuk menerapkan konsep antifragile dalam hidup? Temukan jawaban lengkapnya dalam episode “Hadapi Masalah dengan Prinsip Antifragile” dengan tautan dik.si/ObsesifMH4.

Dengarkan pula episode lainnya yang tak kalah menarik dan menginspirasi dalam siniar Obsesif di Spotify dan juga TipTip (khusus konten LED Talk) melalui tautan berikut tiptip.co/p/ObsesifLEDTalk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com