Sifat antiinflamasi dan anti-oksidatif ergothioneine menjadikannya senyawa bioaktif penting yang dapat berkontribusi pada penuaan yang sehat, manfaat kognitif, dan mengurangi stres ketika menjadi bagian dari gaya hidup dan pola makan yang sehat.
Penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Nutrition memposisikan ergothioneine sebagai vitamin umur panjang, yang menunjukkan jamur dapat menjadi sumber nutrisi penting untuk mendukung penuaan yang sehat dan manfaat kognitif.
Meskipun semua jamur memiliki ergothioneine, varietas tertentu mengandung lebih banyak senyawa ini daripada yang lain.
Jamur shiitake, tiram, dan maitake memiliki jumlah ergothioneine tertinggi dibandingkan varietas lainnya.
Baca juga: 9 Manfaat Jamur bagi Kesehatan, Cek!
Kenari adalah satu-satunya kacang pohon yang merupakan sumber asam lemak omega-3 ALA yang baik.
Itulah sebabnya, kenari merupakan salah satu makanan terbaik untuk kesehatan otak.
Dan konsumsi kacang-kacangan yang kaya akan lemak sehat ini dapat memerangi stres oksidatif dan peradangan, dua pemicu penurunan kognitif.
Menurut hasil penelitian The Walnuts And Healthy Aging, sebuah uji coba terkontrol secara acak yang mengevaluasi efek makan antara 30 dan 60 gram kenari setiap hari selama 2 tahun, konsumsi kenari setiap hari dapat menunda penurunan kognitif di antara mereka yang berisiko lebih tinggi.
Baca juga: Kacang Kenari Berguna untuk Redakan Stres, Percaya?
Di antara pilihan yang ada, blueberry liar mungkin menawarkan manfaat unik bagi kesehatan kognitif kita.
Meskipun blueberry konvensional merupakan tambahan positif untuk diet yang mendukung kesehatan otak, namun blueberry liar secara khusus terbukti membantu lansia yang mengalami perlambatan kognitif bisa berpikir lebih cepat.
Hal itu juga tercantunm dalam hasil penelitian yang diterbitkan dalam Nutritional Neuroscience.
Berdasarkan uji coba terkontrol plasebo secara acak tersamar ganda ini, mereka yang mengonsumsi bubuk blueberry liar setiap hari selama 6 bulan mengalami peningkatan kecepatan pemrosesan, dengan mereka yang berusia 75-80 tahun mengalami peningkatan yang paling menonjol.
Data telah menunjukkan, konsumsi teh murni dapat menurunkan risiko gangguan kognitif dan demensia.
Menurut sebuah meta-analisis dari 17 penelitian yang mengevaluasi hubungan antara konsumsi teh sejati dan risiko gangguan kognitif, hasilnya menunjukkan bahwa asupan teh yang tinggi terkait dengan penurunan risiko gangguan kognitif.
Beberapa bukti juga menunjukkan, minum 100 ml (kurang dari setengah cangkir) teh sehari dapat menurunkan risiko gangguan kognitif sebesar 6 persen dan 500 ml (lebih dari 2 cangkir) sehari dapat menurunkan risiko sebesar 29 persen.
Baca juga: 4 Manfaat Teh Hijau bagi Kesehatan, Menurut Para Ahli
Lemak unik ini terkonsentrasi di otak dan berperan penting dalam fungsi otak.