Kita bisa memastikannya untuk mencari orang tersebut di LinkedIn, Facebook, Instagram, atau Google untuk memastikan kredibilitasnya.
Jika ada foto yang meragukan, cukup melakukan pencarian gambar di Google untuk tahu soal detail dan penggunannya.
Penipu di Tinder enggan berbasa-basi sehingga mereka biasanya akan langsung menanyakan nomor telepon, alamat email, atau tempat tinggal kita.
Hal ini bisa dijadikan bahan untuk penipuan atau tindakan kriminal lain.
Baca juga: Pahami, Informasi yang Dikategorikan sebagai Data Pribadi
Sejumlah kasus Tinder Swindler juga dibantu dengan bot sehingga percakapan yang terbangun tidak alami.
Terdapat kesalahan tata bahasa dan ejaan, tanggapan yang aneh dan ketidakkonsistenan yang menandakan profil Tinder itu palsu.
Mereka juga mungkin meneruskan tautan yang berbahaya karena mengandung phishing atau scam.
Untuk memastikannya, tanyakan hal yang sangat spesifik.
Baca juga: 10 Tips Memulai Percakapan Tinder Tanpa Rasa Canggung
Para penipu di Tinder biasanya tidak akan menautkan halaman media sosialnya ke profil palsu yang dibangunnya.
Jadi perhatikan apakah akun tersebut cukup mendukung atau hanya sekadar umpan belaka.
Selalu cari tautan media sosial dan periksa apakahmemiliki foto asli dan keterangan yang meyakinkan.
Baca juga: Penipu Tinder Swindler Indonesia Diduga Lakukan Victim Profiling Sebelum Jerat Korban
Periksa juga apakah jumlah pengikutnya benar atau bot palsu belaka.
Terakhir, cari foto dan aktivitas yang diberi tag bersama teman.
Selamatkan diri dari penipuan Tinder dengan melakukan panggilan telepon atau obrolan video.
Para Tinder Swindler biasanya akan menolak semua permintaan tersebut meskipun percakapan kita sudah cukup intens.