Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Cara Menstimulasi Otak Seiring Bertambahnya Usia

Kompas.com - 10/09/2023, 14:55 WIB
Elisabeth Christ Adventia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, otak kita mengalami perubahan struktur dan fungsi yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif, daya ingat, dan bahkan pengaturan emosi. Terdapat beberapa faktor dapat mempengaruhi kondisi ini seperti gaya hidup maupun genetik.

Namun jangan khawatir! Dengan melakukan akivitas yang merangsang otak untuk bekerja, kita bisa mengurangi risiko terkena kondisi ini karena dapat meningkatkan ketajaman mental, meningkatkan perlindungan dari penurunan kerja otak, dan kesehatan secara keseluruhan.

"Sama seperti cara kerja otot dan pepatah lama ‘jika kamu tidak menggunakannya, kamu akan kehilangannya’, menggunakan otak dapat membantu melindunginya dari penurunan dan perlambatan memori yang umum terjadi sampai batas tertentu," kata Carrie Ditzel, PhD, direktur geropsikologi dan neuropsikologi di Baker Street Behavioral Health.

Baca juga: Umur 101 Tahun, Dokter Tertua di Dunia Ungkap Tips Jaga Kesehatan Otak

Maka dari itu, jika kamu masih mau memiliki otak yang sehat dan berfungsi secara maksimal, mulailah dengan strategi dan aktivitas merangsang otak yang efektif berikut ini.

Gerakkan tubuh dengan cara yang sehat

Kita tahu bahwa olahraga adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk kesehatan tubuh, tetapi tahukah kamu bahwa olahraga juga bermanfaat bagi otak?

Kamu bisa memilih aktivitas yang disukai yang secara khusus menargetkan jantung dan sistem kardiovaskular seperti jalan cepat, yoga, pilates, angkat beban, atau berenang.

“Ubah pemikiranmu seputar olahraga, bukan hanya untuk menurunkan berat badan atau mengencangkan otot namun juga meningkatkan kesehatan otak, sehingga dapat membuatmu menemukan lebih banyak motivasi dan merasa positif terhadap aktivitas tersebut.” Kata Ditzel.

Dengarkan jenis musik yang berbeda-beda

Ilustrasi seorang pria mendengarkan musikiStockPhoto/AsiaVision Ilustrasi seorang pria mendengarkan musik
Siapa yang tidak suka mendengarkan musik? Tentu banyak dari kalian yang kerap menyelipkan musik di tengah kegiatan yang sedang dilakukan, baik ketika mengerjakan tugas ataupun berkendara mengelilingi kota.

Tidak jarang musik memengaruhi suasana hati dan juga dikaitkan dengan kesehatan otak.

“Mendengarkan berbagai jenis musik yang berbeda terbukti memiliki efek beragam pada fungsi emosional dan kognitif otak yang dapat berdampak pada proses pembelajaran dan memori, perkembangan keterampilan pendengaran, dan peningkatan fokus dan memori,” kata Nadia Kumentas, NMD, seorang dokter pengobatan naturopati di Muse.

Hal ini tentu menjadikannya praktik yang berharga untuk kesehatan otak secara keseluruhan

Untuk mengaplikasikan teknik ini, kamu bisa mencoba membuat playlist dengan beragam genre yang sesuai dengan suasana hati dan aktivitas berbeda, lalu manfaatkan musik sepanjang hari untuk membangkitkan semangat dan memberi energi.

Baca juga: Musik Bisa Jadi Alat Pereda Stres yang Efektif, Ini 6 Alasannya

Hubungi teman

Seperti yang kerap diingatkan, manusia adalah makhluk sosial. Bahkan yang paling introvert di antara kita pun butuh untuk berinteraksi dengan orang lain.

Nah, memelihara dan menjaga hubungan yang sehat dengan teman dan keluarga adalah cara baik untuk menstimulasi otak agar merasa lebih bahagia.

“Hubungan yang sehat itu penting, terutama seiring kita bertambah usia karena mereka dapat memberikan dukungan yang sangat penting dalam transisi dan perubahan kesehatan yang terjadi seiring bertambahnya usia, serta mengurangi isolasi diri."

"Kesepian dapat menyebabkan depresi dan berdampak pada berkurangnya aktivitas fisik serta asupan nutrisi,” kata Poonam Desai, MD, dokter unit gawat darurat dan pakar dalam bidang umur panjang yang berbasis di kota New York.

Menghabiskan waktu bersama orang lain juga memberikan tujuan pada hidup. Bahkan percakapan serta diskusi sehari-hari terbukti sangat merangsang otak.

Jadi jika kamu ingin menjaga kondisi otakmu, tetaplah berhubungan dengan orang-orang terdekatmu.

Baca buku

Kali ini coba letakkan hp-mu dan ambillah sebuah buku. Entah itu adalah novel roman yang menarik, karya nonfiksi, atau misteri, yang penting adalah membacanya.

Membaca menawarkan banyak manfaat bagi otak. Ini menginspirasi pemikiran kritis, memperluas kosa kata dan bahasa, meningkatkan konsentrasi, dan membantu memori saat kamu mengikuti alur cerita dan menyimpan serta mengingat informasi baru.

Mungkin di zaman yang semakin modern ini kita bisa mendapatkan informasi dan bahkan mengerti sebuah cerita hanya dengan mengetik di mesin pencarian. Tapi dengan membaca buku, kita bisa menjaga kesehatan otak untuk jangka panjang.

Baca juga: Jangan Malas Membaca Buku, Ini 8 Manfaatnya

Kelola stres

Tips mengurangi rasa cemas.iStockphoto/Daniel de la Hoz Tips mengurangi rasa cemas.
Siapa sih yang tidak pernah merasakan stres? Tentunya semua orang memiliki sumber stres mereka masing-masing, dari anak sekolah sampai pimpinan sebuah perusahaan.

Namun, untuk dapat mempertahankan kondisi optimal otak, kita harus belajar untuk mengelola stres. Stres kronis yang tidak dikelola dapat berdampak buruk pada sistem saraf, serta kesehatan emosional dan mental.

Penelitian menunjukkan hal itu juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik. “Ketika stres tinggi, kita berisiko mengalami perasaan cemas dan sedih yang lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan hal-hal seperti penurunan nafsu makan, kurang tidur, dan perubahan konsentrasi serta perhatian kita,” kata Ditzel.

Jika penuaan sudah berdampak pada kognisi, stres bisa memperburuk keadaan tersebut.

Ditzel menyarankan agar mencatat tingkat stres dalam hati dan mencari tahu apa yang memicunya, dan aktivitas apa yang membantu mengurangi perasaan tersebut. Pikirkan juga kembali aktivitas apa yang membuat gembira dan meminimalkan kecemasan di masa lalu.

Temukan hobi yang menciptakan sebuah tujuan

Bermain basket, bertemu teman, menonton film, semua orang memiliki hobi atau aktivitas kesukaan masing-masing. Namun, memiliki hobi yang memberikan tujuan dapat bermanfaat bagi otak.

Merasakan tujuan yang kuat adalah bagian penting dari pengalaman manusia, dan bahkan lebih penting lagi seiring bertambahnya usia.

“Saat kita mengucapkan selamat tinggal pada beberapa peran dan tanggung jawab yang kita emban di awal kehidupan seperti merawat anak-anak atau pekerjaan, kita rentan untuk menarik diri dan merasa kurang bersemangat, serta berpotensi mengurangi stimulasi dalam hidup. Hal ini bisa menjadi faktor yang menimbulkan penurunan kesehatan kognitif,” kata Dr. Ditzel.

Ia menasihati agar kita menemukan sesuatu yang disukai dan meluangkan waktu khusus untuk hobi tersebut.

Tidak harus sesuatu yang baru atau besar, tetapi sesuatu yang memberi rasa pencapaian. Mungkin dengan mengikuti kelas, mencoba kerajinan baru, menjadi sukarelawan, atau memulai berkebun.

Dengan begitu, otak akan terstimulasi sehingga membantu menjaga kondisinya agar tetap optimal.

Baca juga: 9 Hobi Slow Living agar Hidup Lebih Bahagia dan Tenang

Berikan waktu untuk beristirahat

Sedikit berbeda dari yang sudah disebutkan dan, mungkin saja, dari yang kamu bayangkan, tips kali ini adalah untuk memberikan waktu bagi otak untuk beristirahat.

Meskipun kebosanan sering dipandang sebagai keadaan pikiran yang negatif, menurut Dr. Kumentas, sebuah penelitian menemukan bahwa waktu senggang ini sebenarnya dapat memicu peningkatan kreativitas, refleksi diri, dan keterampilan dalam memecahkan masalah.

“Penelitian menunjukkan bahwa kebosanan dapat mendorong individu untuk mencari kegiatan yang lebih merangsang dan kreatif, bahkan mendorong petualangan dalam pikiran, yang mana berkontribusi terhadap perencanaan masa depan dan pengembangan pribadi,” kata Dr. Kumentas.

Ia menambahkan bahwa kebosanan juga dapat menjadi alat motivasi, mendorong individu untuk mengejar tujuan baru dan peluang belajar.

Sekarang, cobalah luangkan waktu 20 hingga 30 menit setiap minggu untuk melatih kesadaran dan mengamati lingkungan di sekitar tanpa ponsel, musik, TV, atau gangguan lainnya.

Meski bosan, tidak apa-apa! Pikirkan bahwa hal itu dapat bermanfaat bagi kesehatan jangka panjang otak di masa pertambahan usia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com