Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2023, 12:31 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi telah lama menjadi perhatian serius. Menurut Harmony Reynolds, seorang profesor kedokteran di NYU dan ahli medis sukarelawan untuk AHA, banyak orang yang menderita tekanan darah tinggi tidak menyadari kondisinya.

Dalam istilah sederhana, tekanan darah merujuk pada kekuatan darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam tubuh.

Menurut Harmony Reynolds, ketika tekanan darah tinggi terjadi, jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya.

Baca juga: Cara Mengukur Tekanan Darah Sendiri di Rumah, Perhatikan 6 Hal Ini

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang memiliki tekanan darah tinggi, atau hipertensi, adalah dengan memeriksa tekanan darah secara rutin. Angka tekanan darah yang melebihi 120/80 mmHg (milimeter air raksa) dianggap sebagai tekanan darah tinggi.

Berikut rahasia para dokter untuk mengatur tekanan darah mereka.

Dokter mengetahui risiko tekanan darah mereka

Ada banyak faktor yang memengaruhi tekanan darah yang tidak dapat kita ubah. Reynolds mengatakan faktor-faktor risiko tersebut adalah usia, riwayat keluarga, jenis kelamin, dan ras.

Selain itu, menurutnya hampir setengah dari semua orang dewasa yang menderita tekanan darah tinggi adalah wanita.

Walaupun tekanan darah tinggi tidak secara langsung terkait dengan jenis kelamin, pengaruh biologis sepanjang hidup seorang wanita seperti kehamilan, pengendalian kelahiran, dan menopause dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi.

"Wanita menyumbang hampir 52% dari kematian akibat tekanan darah tinggi,” ungkap Reynolds.

Baca juga: Tips Ubah Gaya Hidup untuk Hadapi Tekanan Darah Rendah

Dokter membatasi garam

Menurut Daniel Hermann, seorang ahli jantung intervensi dari Memorial Hermann di Houston, TX, kontrol tekanan darah itu kompleks dan diatur oleh banyak sistem dalam tubuh kita

Namun, kita memiliki kontrol atasnya melalui pola makan yang mendukung kesehatan jantung, termasuk dengan menghindari atau mengurangi konsumsi natrium.

Hermann menyarankan langkah pertama yang baik adalah menghindari makanan olahan, karena umumnya mengandung natrium yang tinggi dan gula tambahan.

Untuk itu, ia menyarankan untuk mengadopsi diet tinggi buah, sayuran, dan serat agar dapat menurunkan tekanan darah.

Menekan tingkat stres

Menurut Reynolds, stres merupakan faktor risiko lain yang bisa dikendalikan, setidaknya sebagian, namun seringkali diabaikan.

Ketika kita mengalami stres yang berlebihan dalam kehidupan sehari-hari, tekanan darah kita cenderung meningkat.

Selain itu, stres juga dapat mendorong perilaku tidak sehat yang memperburuk risiko kesehatan, seperti pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.

Menurut Sanjay Naik, seorang spesialis penyakit kardiovaskular di NewYork-Presbyterian Westchester dan ColumbiaDoctors, penting untuk menekan tingkat stres.

"Saya berusaha untuk memberikan perhatian penuh pada manajemen stres, termasuk mengendalikan penggunaan media sosial," ungkap Sanjay Naik.

Baca juga: 5 Tanda Tekanan Darah Melonjak, Menurut Ahli

Mereka menghabiskan waktu dengan hewan peliharaan

Menurut Reynolds, kebersamaan dengan hewan peliharaan dikaitkan dengan kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik secara keseluruhan.

Studi penelitian menunjukkan, memiliki hewan peliharaan dapat mengarah pada gaya hidup yang lebih aktif, menurunkan tekanan darah, dan kadar kolesterol, serta mengurangi stres di rumah, di tempat kerja, dan saat menangani masalah kesehatan.

Bahkan tindakan sederhana seperti membelai anjing dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Mereka memprioritaskan tidur

Ernst von Schwarz, seorang ahli jantung bersertifikasi tiga dewan, profesor klinis kedokteran di UCLA menekankan pentingnya kebersihan tidur yang sering diabaikan.

Gangguan tidur seperti pola tidur yang tidak teratur dan apnea tidur dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah, oleh karena itu, mengatur tidur yang sehat juga merupakan elemen penting dalam mengontrol tekanan darah.

Mereka tertawa

Reynolds mengaku ia berusaha untuk mencari humor dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyebut, orang yang cenderung tertawa lebih banyak umumnya memiliki tekanan darah yang lebih rendah.

Hal ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa tertawa berhubungan dengan peningkatan kesehatan jantung, termasuk tekanan darah yang sehat.

Bergerak

Von Schwarz menyatakan, banyak orang seringkali mengabaikan pentingnya rutinitas olahraga. Menurutnya, hal itu disebabkan karena banyak orang meyakini bahwa tekanan darah mereka akan naik saat berolahraga.

Menurut Schwarz meskipun hal itu benar, olahraga membuat pembuluh darah tetap elastis, yang berkontribusi pada kontrol tekanan darah yang lebih baik dan bahkan menurunkan tekanan darah.

Baca juga: 7 Rempah-rempah untuk Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Beberapa minum obat yang diresepkan

Von Schwarz menyatakan bahwa dalam kebanyakan kasus, sekitar 95% alasannya di balik tekanan darah tinggi seseorang tidak diketahui. Oleh karena itu, begitu seseorang didiagnosis dengan hipertensi, mungkin sulit untuk mengontrolnya tanpa obat.

Ia menambahkan bahwa tekanan darah tinggi seringkali tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga dapat menyebabkan ketidakpatuhan terhadap pengobatan yang direkomendasikan.

Ia juga mengungkapkan bahwa banyak orang berpikir, "Saya merasa baik, jadi mengapa saya harus minum obat?.”

Mereka tidak melewatkan pemeriksaan tahunan

Hermann menekankan pentingnya kunjungan rutin ke dokter untuk menyaring kondisi lain, seperti diabetes atau kolesterol tinggi, yang dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi dan memerlukan pemantauan yang lebih cermat.

Ia juga menyoroti temuan penelitian yang menunjukkan, masalah seperti gangguan tiroid dan defisiensi vitamin D juga dapat menjadi faktor penyebab tekanan darah tinggi.

Mereka memonitor tekanan darah mereka sendiri secara teratur

Menurut Hermann karena kita tidak dapat "merasakan" apakah tekanan darah kita sehat, satu-satunya cara untuk memantaunya adalah dengan memeriksanya secara berkala.

Jika kamu berisiko terkena tekanan darah tinggi, von Schwarz mengatakan, penting untuk menghindari inersia terapeutik.

Ini berarti kamu tidak hanya mengandalkan satu pengukuran tekanan darah, seperti yang kamu dapatkan saat pemeriksaan tahunan.

Sebaliknya, ia mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam mengelola kesehatan mereka dengan melakukan pengukuran tekanan darah di rumah, berupaya mencapai tingkat tekanan darah istirahat yang sehat, dan memeriksakan diri ke dokter jika strategi intervensi seperti perubahan gaya hidup dan pengobatan tidak berhasil.

Baca juga: Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Tanpa Obat 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com