Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilam dan Akar Wangi, Aroma Woody Indonesia yang Bukan dari Kayu

Kompas.com - 17/02/2024, 20:16 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Apakah kamu familiar dengan istilah kelompok wewangian seperti “floral”, “oriental”, “fresh”, hingga “woody”? Kelompok wewangian tersebut memiliki karakteristik masing-masing yang khas dan kerap ditemukan dalam parfum. 

Bila aroma floral identik dengan femininitas, oriental identik dengan eksotisme, fresh identik dengan kesan bersih, maka aroma woody kerap disebut sebagai wewangian yang hangat dan elegan.

Konon, aroma woody dalam wewangian mulai dipopulerkan pada tahun 1940-an dan didominasi oleh wewangian khusus pria. Namun seiring berjalannya waktu, aroma ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga bisa dinikmati oleh wanita juga.

Namun rupanya aroma woody tidak hanya didapatkan dari kayu saja lho. Ada aroma woody yang berasal dari nilam (patchouli) dan akar wangi (vetiver).

Kebetulan dua bahan ini berkembang baik di Indonesia, sehingga nilam dan akar wangi Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu bahan parfum terbaik.

Baca juga: 4 Jenis Aroma Parfum, Mana Pilihanmu?

Nilam

Ilustrasi nilamUnsplash Ilustrasi nilam

Nilam (Pogostemon cablin Benth) adalah tanaman perdu setinggi 0,5 meter hingga 1 meter berdaun hijau dari keluarga mint. Tanaman ini memiliki bunga kecil berwarna putih kemerahan dan daun aromatik yang telah digunakan selama berabad-abad dalam wewangian, karena aromanya yang kuat dan menakjubkan. 

Di dunia, nilam disebut patchouli, berasal dari kata Tamil kuno patchai yang berarti "hijau", dan ellai yang berarti "daun". 

Tanaman ini dibawa ke Timur Tengah melalui jalur sutra, dan berkat Napoleon Bonaparte nilam mencapai Eropa. Napoleon membawa ke Prancis sepasang syal kasmir beraroma nilam yang ia temukan di Mesir. Syalnya beraroma minyak nilam, yang digunakan untuk mengusir serangga. Namun asal muasal aromanya dirahasiakan. 

Rahasia tersebut akhirnya terbongkar pada tahun 1837, ketika Francisco Manuel Blanco pertama kali mendeskripsikan nilam sebagai Mentha cablin, mengungkap rahasia aroma oriental yang misterius ke seluruh dunia barat.

Minyak nilam yang dihasilkan dari penyulingan memiliki aroma manis, dark, earthy, dengan keharuman kayu yang bersahaja, sehingga sangat populer dalam banyak campuran parfum. Bahkan disebutkan oleh situs Fragrantica, sebagian besar parfum di dunia menggunakan nilam sebagai salah satu bahannya.

Minyak nilam ini bersifat fixatif (mengikat minyak atsiri lainnya) dan sampai sekarang belum ada produk substitusinya (pengganti).

Mengutip penjelasan dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Indonesia merupakan negara produsen utama minyak nilam dunia dan menguasai sekitar 95 persen pasar dunia.

Saat ini, 85 persen ekspor minyak atsiri dari Tanah Air didominasi oleh minyak nilam. Tak main-main, volumenya mencapai 1.200-1.500 ton per tahun dan telah diekspor ke berbagai negara termasuk Swiss, Inggris, Singapura, Spanyol, dan Prancis.

Tanaman nilam yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu dari jenis nilam Aceh dengan kadar minyak (2,5-5%) dan kualitas minyaknya lebih tinggi dari jenis nilam lainnya. 

Baca juga: Kegunaan Nilam, Tanaman Aromatik untuk Pereda Stres dan Perawatan Diri

Akar Wangi

Ilustrasi minyak akar wangiUnsplash Ilustrasi minyak akar wangi

Akar wangi atau vetiver (Vetiveria zizanioides) adalah tanaman rumput-rumputan yang masih sekeluarga dengan serai atau padi. Kerap disebut narwastu, serai wangi, rumput akar wangi, vetiver memiliki aroma harum dalam kategory woody.

Banyak orang sejak lama sudah menjadikan akar wangi sebagai sumber wangi-wangian karena aromanya yang menenangkan dan membawa efek relaksasi. Jika dahulu akar wangi digunakan dengan cara dikeringkan akarnya dan digunakan sebagai pengharum lemari, kini minyak atsirinya lebih banyak dipakai.

Akar wangi memiliki aroma yang khas dan kompleks – manis dan dalam, dengan wangi kayu yang kuat. Akar wangi dari Jawa atau Java vetiver (kebanyakan ditanam di Garut), memiliki aroma lebih kasar dan smoky. Sedangkan vetiver dari Haiti aromanya lebih bersih dan hijau. Keduanya banyak dipakai sebagai campuran parfum.

Vetiver kebanyakan digunakan sebagai base notes, karena sifatnya yang hangat, membumi, dan sensual, serta dapat berpadu sempurna dengan jenis wewangian lainnya.

Baca juga: Bikin Rileks dan Fokus, Apa Saja Manfaat Akar Wangi?

Parfum yang menggunakan nilam dan akar wangi

Giordani Gold Eau de Parfum dari Oriflame Giordani Gold Eau de Parfum dari Oriflame
Di dunia, ada sangat banyak parfum yang menggunakan nilam ataupun akar wangi untuk menghasilkan aroma woody yang lebih ringan dibandingkan gaharu (oud) atau cendana (sandalwood).

Salah satu wewangian woody yang tidak memakai kayu misalnya Giordani Gold Eau de Parfum dari Oriflame.

Brand asal Swedia ini memadukan nilam dengan aroma jeruk Mandarin, Lemon dan Jeruk sebagai pembuka. Bagian intinya merupakan campuran melati, lily dan orange blossom. lalu wangi nilam dijadikan base notes untuk memberikan kesan hangat dan earthy yang sensual. 

Walau tidak menggunakan kayu, namun wewangian yang dirilis tahun 2023 tersebut digolongkan dalam aroma floral-white floral-woody, cocok bagi perempuan yang memiliki gairah kehidupan.

Oriflame juga mengeluarkan versi pria, Giordani Gold Man Eau de Parfum yang mengadopsi keharuman Vetiver dengan karakter woody dan smoky untuk memberi kesan maskulin.

Parfum ini dibuka dengan keharuman segar dari bergamot, mandarin dan petitgrain diikuti aroma bunga melati dan Nerolin. Bagian dasarnya diisi oleh aroma akar wangi yang menghadirkan karakter kayu dan smoky, sementara aroma cendana dan amber menyeimbangkan seluruhnya.

Baca juga: 5 Aroma Parfum yang Membuatmu Lebih Menarik

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com