Dengan detoks media sosial, kita bisa menjalin hubungan sosial sesungguhnya secara langsung dengan manusia. Sebagaimana temuan riset yang diterbitkan oleh International Journal of Environmental Research and Public Health.
Baca juga: Media Sosial Pemicu Gangguan Kesehatan Mental, Ini Cara Mengatasinya
Berdasarkan temuan riset yang diterbitkan oleh Iranian Journal of Psychiatry, kualitas tidur kita menurun jika penggunaan media sosial kita meningkat. Oleh karena itu, dengan tidak "bermain" media sosial, kualitas tidur kita bisa semakin membaik.
Memandangi layar media sosial secara berlebihan bisa merugikan mata kita. Kita juga berpotensi pusing dan tegang karenanya. Detoks media sosial membuat mata kita lebih sehat.
Setelah melakukan puasa atau rehat medsos, kita bisa kembali online, namun dengan cara berbeda. Dr Borland berbagi beberapa tips untuk menjadikannya lebih sehat.
Untuk meminimalkan penggunaan media sosial, kita harus mengubah rutinitas agar tidak kembali ke kebiasaan lama. Misalnya:
Pernahkah kamu merasa tidak nyaman mengikuti konten seseorang? Bila kamu merasa tidak enak, entah itu marah, menghakimi, kesal, atau cemburu saat mengikuti akun tertentu, segera unfollow akun tersebut.
Lihat kembali akun-akun yang kamu ikuti dan singkirkan apa pun yang tidak membuatmu gembira atau memberikan dampak positif. Jika akun atau jenis konten tertentu membuatmu merasa buruk terhadap diri sendiri atau membuat kesal, jangan ragu untuk berhenti mengikutinya.
“Jika seseorang membuat tekanan darahmu naik atau selalu membuat kamu kesal, tanyakan pada dirimu: Apa gunanya mengikuti mereka?" Kata Dr. Borland. “Kelilingi dirimu dengan orang-orang dan akun-akun positif yang membuatmu merasa nyaman dan bersemangat dalam hidup, bukan gangguan dan stres.”
Baca juga: 5 Cara Atasi Stres akibat Terpapar Berita Konflik di Media Sosial
“Masing-masing dari kita mempunyai jumlah energi tertentu setiap hari, dan jika kita menyia-nyiakannya untuk hal-hal tertentu yang tidak terlalu penting bagi kita, maka energi kita akan berkurang untuk dicurahkan pada hal-hal penting dalam hidup kita,” Dr. Borland menjelaskan.
Jika kamu mendapati dirimu tenggelam di media sosial atau siap untuk terlibat dalam debat di bagian komentar, tanyakan pada dirimu: Apakah ini penting bagi saya? Apa hal lain yang bisa saya lakukan dengan energi saya yang terbatas dan berharga? Dan kemudian menjauhlah.
Bayangkan upaya untuk menghabiskan lebih sedikit waktu di media sosial seperti halnya kita memikirkan pola olahraga baru atau menerapkan kebiasaan makan yang lebih sehat: Kita tidak bisa langsung menjadi sempurna, terutama karena media sosial bisa membuat ketagihan.
“Dalam situasi seperti itu, yang terpenting adalah membuat langkah-langkah kecil,” Dr. Borland meyakinkan. “Kamu bisa merayakan kemenangan kecil, yang menambah dan memberi motivasi untuk melanjutkan.”
Sebuah penelitian menemukan bahwa dibutuhkan waktu sekitar tiga minggu untuk mulai menyadari manfaat dari rehat menggunakan media sosial. Berikan waktu, dan pahami akan ada rintangan di jalan dan kemunduran sesekali. Tapi jangan biarkan hal itu menghalangimu dari tujuan.
Baca juga: Apakah Kita Perlu Rehat dari Media Sosial? Kenali Tanda-tandanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram