Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2024, 18:11 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Merokok memberi sejumlah dampak negatif terhadap kesehatan, terutama jika dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.

Tapi, sudahkah kalian tahu bahwa merokok juga bisa berdampak pada lemak tubuh?

Lebih lanjut, simak ulasan berikut.

Baca juga: 10 Cara Berhenti Merokok yang Efektif demi Jaga Kesehatan Keluarga

Merokok bikin gemuk, benarkah?

Merokok bisa meningkatkan lemak di area perut, terutama lemak yang terdapat jauh di dalam rongga perut.

Menurut penelitian yang dipublikasikan melalui jurnal Addiction, para peneliti melaporkan bahwa kebiasaan merokok pemula dan perokok yang sudah melakukannya seumur hidup sama-sama meningkatkan lemak visceral atau lemak tidak sehat yang berkaitan dengan peningkatan risiko stroke, penyakit jantung, diabetes, dan demensia.

Hal ini terlepas dari faktor-faktor lainnya, seperti status sosial-ekonomi, konsumsi alkohol, atau risiko kesehatan seseorang.

"Kami juga menemukan bahwa jenis lemak yang meningkat lebih cenderung pada lemak visceral, daripada lemak yang berada di bawah kulit," kata penulis utama penelitian dan asisten profesor di University of Copenhagen, Denmark, Dr Germán Carrasquilla dalam sebuah siaran pers, seperti dilansir dari Medical News Today.

Baca juga:

Hal ini seolah berbanding terbalik dengan anggapan sebagian masyarakat bahwa merokok membuat seseorang lebih kurus.

Faktanya, para peneliti menemukan bahwa para perokok seringkali punya berat badan yang lebih rendah daripada mereka yang tidak merokok, tapi memiliki lebih banyak lemak perut dan lemak visceral.

Sayangnya, masih belum jelas apakah lemak visceral pada perokok disebabkan secara langsung oleh merokok atau faktor lainnya.

Adapun para peneliti dari Kopenhagen, Denmark itu menggunakan analisa statistik untuk menentukan apakah merokok meningkatkan lemak perut.

Mereka menggunakan hasil dari studi genetik berbeda untuk menemukan apakah ada hubungan sebab akibat antara merokok dan peningkatan lemak perut, yang juga disebut sebagai adipositas perut.

Sebelumnya, mereka juga memeriksa studi genetik untuk mengidentifikasi gen yang terkait dengan kebiasaan merokok serta distribusi lemak tubuh.

Ilustrasi lemak perutPexels Ilustrasi lemak perut

Informasi genetik tersebut kemudian digunakan untuk menentukan apakah orang yang memiliki gen terkait dengan kebiasaan merokok biasanya memiliki perbedaan dalam distribusi lemak tubuh mereka.

Dalam penelitian, mereka juga memperhitungkan faktor-faktor lain seperti latar belakang sosial ekonomi dan konsumsi alkohol.

Baca juga:

Pada akhirnya, merokok bikin gemuk menjadi pertimbangan lainnya bagi para perokok untuk segera berhenti, atau setidaknya mulai mengurangi frekuensi merokoknya, selain karena potensi risiko kesehatan yang mengintai.

Merokok membuat seseorang lebih rentan mengalami serangan jantung, stroke, dan kanker. Selain itu, juga lebih mungkin mengalami diabetes, penyakit paru obstruktif kronis (COPD), emfisema, dan bronkitis kronis.

@kompas.lifestyle Olahraga saat bulan puasa bikin lemas? Kata siapa? Yuk simak panduan olahraga saat puasa berikut, biar makin bugar saat menjalankan ibadah puasa. Kalau kamu, masih lanjut olahraga apa aja nih selama puasa? #tipsolahraga #olahragasaatpuasa #tipspuasa #health ? original sound - Kompas Lifestyle
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com