Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tanda Kamu Memiliki Gaya Hidup Sedentary Alias Malas Gerak

Kompas.com - 29/06/2024, 12:22 WIB
Wisnubrata

Editor

3. Mengalami kelelahan sepanjang waktu

Kelelahan terjadi karena banyak faktor —stres, pola makan yang buruk, ketidakseimbangan hormon— tetapi tidak banyak bergerak juga berperan dalam kelelahan ekstrem. Semakin banyak kamu duduk-duduk, kelelahan akan semakin terasa. Hal ini terjadi karena tubuh —jantung, paru-paru, otot— sedang mengalami "dekondisi".

Kabar baiknya: Penelitian menunjukkan bahwa bergerak dapat mengembalikan semangat. Sebuah studi yang mengamati efek olahraga pada orang-orang yang melaporkan tingkat kelelahan yang terus-menerus menemukan bahwa mereka yang melakukan olahraga intensitas rendah atau sedang selama 20 menit tiga kali seminggu selama enam minggu mengalami peningkatan tingkat energi sebesar 20 persen.

Meskipun kedua kelompok juga melaporkan penurunan rasa lelah, kelompok dengan intensitas rendah mengalami penurunan rasa lelah yang jauh lebih tinggi. Artinya, kita tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan manfaatnya.

Jalan-jalan pagi atau sore di sekitar peumahan adalah cara sempurna untuk menambahkan aktivitas intensitas rendah setiap hari. Jika memiliki anak atau anjing, ajaklah mereka.

Baca juga: Hati-hati, Malas Bergerak Picu Diabetes

4. Perubahan berat badan dan metabolisme

Gaya hidup yang kurang gerak dikaitkan dengan “peningkatan risiko dampak kesehatan yang merugikan, termasuk penambahan berat badan dan obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, sindrom metabolik, dan peningkatan risiko semua penyebab kematian,” kata Matthews.

Agar berat badan tidak berfluktuasi ke arah yang tidak sehat, kita harus membakar jumlah kalori yang sama dengan yang kita konsumsi. Namun jika terlalu banyak duduk, asupan kalori  tetap sama sementara pengeluaran energi menurun; kelebihan kalori itu disimpan sebagai lemak.

Demikian pula, tidak banyak bergerak juga memengaruhi metabolisme —proses tubuh mengubah makanan menjadi energi. Metabolisme yang lebih lambat berarti membakar lebih sedikit kalori saat istirahat.

“Aliran darah berkurang dan metabolisme berkurang,” kata Layton. “Dalam jangka panjang, hal itu menyebabkan diabetes, serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya.” 

Jika menyadari bahwa kamu terlalu stagnan, fokuslah untuk lebih banyak bergerak sebelum mempertimbangkan untuk mengurangi kalori tambahan dari makanan.

Ingatlah untuk melakukan lebih banyak bergerak. Kita dapat lebih banyak bergerak sambil menonton acara favorit, misalnya sambil menggunakan sepeda statis, treadmill, atau jalan di tempat. 

Baca juga: Jangan Malas Bergerak demi Kebahagiaan!

5. Kelelahan setelah melakukan gerakan ringan

Minim gerak dan gaya hidup yang kurang gerak bisa membuat kita lebih cepat merasa kehabisan napas. “Jantung menjadi sehat berkat aliran oksigen yang baik,” kata Sanul Corrielus, MD, FAAC, dari Corrielus Cardiology.

Saat kita bermalas-malasan di sofa, pernapasan kita menjadi pendek, dan aliran pasokan oksigen yang baik ke jantung turun sehingga berkontribusi pada penurunan kondisi jantung. 

Kamu juga mungkin mengalami jantung berdebar, yang “dapat menyebabkan penurunan fungsi jantung lebih lanjut jika tidak ditangani secara efektif,” tambah Corrielus.

Semakin malas bergerak seseorang, semakin besar risiko kematian dan penyakit jantung, kata Steinbaum. 

Penelitian yang dimuat di PLoS One menunjukkan setiap tambahan jam per hari yang dihabiskan untuk duduk atau rebahan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Ditambah lagi, duduk setidaknya 10 jam sehari (dibandingkan dengan duduk kurang dari lima jam) dikaitkan dengan risiko serangan jantung yang lebih tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com