Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cuma Mental, Mom-Shaming Pengaruhi Fisik dan Kehidupan Sosial Ibu

Kompas.com - 02/07/2024, 21:00 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Health Collaborative Center (HCC) Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH. mengungkapkan, dampak mom-shaming terhadap ibu di Indonesia cukup parah.

Besarnya dampak itu membuat para ibu yang menjadi korban mengalami permasalahan dari segi mental maupun fisik.

“Pengaruhnya gede banget, (ke) kesehatan mental dan kesehatan fisik. Jangan kita lihat bahwa seorang ibu bisa menerima hinaan terkait cara dia memperlakukan atau mengasuh anak,” tutur dia di Jakarta, Senin (1/7/2024).

Baca juga:

Mom-shaming adalah tindakan mengkritik atau mempermalukan seorang ibu terkait cara dia membesarkan anaknya. Biasanya, kritik yang dituturkan tidak membangun.

Dampak pada kesehatan mental

Berdasarkan studi di Journal of Child and Family Studies, ibu yang mengalami mom-shaming lebih mungkin mengalami kecemasan dan depresi.

Kritik dari pasangan, keluarga, dan media sosial memainkan peran besar dalam peningkatan risiko tersebut.

Hal serupa juga terungkap dalam studi terbaru HCC yang berlangsung sejak Maret 2024 dan melibatkan 892 ibu di Indonesia sebagai responden.

Masing-masing partisipan cukup beragam perihal pendidikan terakhir, usia, pekerjaan, status pernikahan, dan jumlah anak.

"59 persen terganggu kesehatan mentalnya dan 65,7 persen merasa malu dan merasa bersalah dengan tudingan,” kata Ray.

Baca juga:

Selanjutnya, sebanyak 64 persen mengakui kata-kata dan tudingan mom-shaming, sehingga memengaruhi cara mereka mengasuh anaknya.

“Seorang ibu yang mengalami mom-shaming dua kali lebih berisiko untuk menjadi terganggu pola pengasuhan terhadap anaknya,” ucap Ray.

Dampak pada fisik ibu

Kritikan tak berdasarkan yang dilontarkan kepada seorang ibu rupanya dapat memengaruhi kesehatan fisik mereka.

"Biasanya, kalau sudah mengalami gangguan kesehatan mental, ibu ketika mendapatkan mom-shaming hingga berkali-kali, bisa mendapatkan gangguan tidur,” Ray berujar.

Misalnya saja ketika bapak atau ibu mertua menyalahkannya karena dianggap salah dalam merawat cucunya. Berdasarkan penelitian dari HCC, hal tersebut membuat ibu kesulitan tidur.

Dampak pada kehidupan sosial

Ray mengungkapkan, sebanyak 22 persen ibu yang mengalami mom-shaming akan melakukan kompensasi dengan melakukan hal serupa ke perempuan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com