KOMPAS.com - Aktor sekaligus presenter, Raffi Ahmad sedang ramai diperbincangkan, lantaran dia diketahui melanggar protokol kesehatan (prokes) usai vaksinasi Covid-19.
Dalam unggahan Instagram Story di akun pribadinya, Raffi terlihat mendatangi sebuah acara pesta bersama sang istri, Nagita Slavina, Rabu malam (13/1/2021).
Sayangnya, baik Raffi, Nagita, dan beberapa tamu yang hadir tampak berfoto-foto tanpa memakai masker, serta tidak menjaga jarak sosial.
Baca juga: Satgas Covid-19 Ingatkan Raffi Ahmad Patuhi Protokol Kesehatan
Hal tersebut memicu kekesalan banyak pihak. Sebab, sebelumnya Raffi menjadi perwakilan generasi milenial yang menerima vaksinasi untuk pertama kalinya.
Penggagas platform Vaksin untuk Kita (VUK), yang juga dokter spesialis penyakit dalam, Dr Andi Khomeini Takdir, SpPD memberikan tanggapan di akun Twitter miliknya @dr_koko28.
Setelah disuntik vaksin bukan berarti anda langsung kebal, bebas lepas masker, dan awur-awuran bikin kerumunan ????
Dikira abis makan ikan, bawang, pisang, dan minum teh chamomile hangat ????
— dr. Andi Khomeini Takdir (@dr_koko28) January 14, 2021
Dia mengatakan, bahwa efek vaksin tidaklah instan dan akan ada suntikan kedua setelah 14 hari. Oleh sebab itu, kita harus disiplin menjaga protokol kesehatan.
"Setelah divaksin bukan berarti kita langsung kebal, bebas lepas masker, dan awur-awuran bikin kerumunan," tulis dia.
Di samping itu, sesudah mendapatkan vaksinasi, kita masih akan mengamati titer antibodi (level kekebalan) yang terbentuk.
PR kita setelah vaksin adalah disiplin. Efek vaksin itu tidak instan. Akan ada suntikan kedua setelah 14 hari.
Setelah itu pun kita masih akan mengamati titer antibodi (level kekebalan) yang terbentuk. Jika titer tinggi, maka kita akan lihat penurunan jumlah kasus. Step by step.
— dr. Andi Khomeini Takdir (@dr_koko28) January 13, 2021
"Jika titer tinggi, maka kita akan lihat penurunan jumlah kasus. Step by step," ujar dia.
Dr Andi juga membuat buku kecil tentang fakta-fakta terkait vaksin Covid-19.
Dalam buku tersebut, dia menjelaskan, terbentuknya kekebalan tubuh setelah divaksin memerlukan proses yang panjang.
"Perlu diingat, angka efikasi vaksin Covid-19 saat ini di kisaran 90-95 persen. Jadi, sebaiknya kita tetap berhati-hati dengan tetap menerapkan 3M dan pola hidup sehat," ungkap dia.
Dia menambahkan, untuk mengetahui berapa lama kekebalan akan bertahan pasca vaksin, dibutuhkan pemantauan keadaaan setiap individu penerima vaksin.
"Biasanya diperlukan beberapa minggu sampai tubuh kita memiliki memori cara menghadapi virus tersebut setelah divaksin," ungkap dia.
Oleh karena itu, orang-orang yang sudah menerima vaksinasi tetap diminta untuk disiplin dengan protokol kesehatan sesuai pedoman atau aturan yang berlaku. Termasuk Raffi Ahmad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.