Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadari, 8 Tanda Gaya Hidup "Kurang Gerak" yang Mengancam Kesehatan

Kompas.com - 14/03/2022, 12:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memiliki perilaku atau gaya hidup kurang bergerak (sedentari) dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Pelatih kebugaran dan asisten profesor di Point Loma Nazarene University, Jessica Matthews mengatakan, gaya hidup sedentari dapat meningkatan berbagai masalah kesehatan.

"Ini termasuk penambahan berat badan dan obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, sindrom metabolik, serta peningkatan risiko semua penyebab kematian," kata dia.

Di samping itu, tubuh juga sebenarnya tidak dirancang untuk duduk diam dalam waktu yang lama.

Sebuah penelitian menunjukkan, tidak aktif selama dua minggu (pada orang muda dan sehat) dapat menyebabkan beberapa efek kesehatan yang signifikan, seperti pengurangan massa otot dan perubahan metabolisme.

Baca juga: Kebiasaan Mager, Gaya Hidup Sedentari Bisa Sebabkan Osteoporosis dan Lemahkan Imun

Menurut Matthews, rekomendasi umum untuk mengurangi perilaku menetap yang berkepanjangan adalah tidak lebih dari 60 menit setiap harinya.

"Di akhir setiap jam, lakukan gerakan selama 3-6 menit," kata konsultan kesehatan dan kebugaran, Joe Holder.

"Setel alarm dan berdiri saja, berjalan-jalan, atau lakukan gerakan duduk-ke-berdiri dari kursi kita," kata dia.

Holder mengungkapkan, gerakan-gerakan kecil seperti ini dapat memecah waktu duduk yang lama dan membuat darah kita mengalir dengan lebih lancar.

Tanda-tanda tubuh kurang bergerak

Nah, tetapi, apabila kita belum yakin betul apakah selama ini kita memiliki gaya hidup sedentari atau kurang bergerak, simak tanda-tanda yang jelas sebagai berikut ini.

1. Belum sesuai dengan rekomendasi WHO

Salah satu cara untuk mengetahui apakah kita termasuk orang yang tidak banyak bergerak adalah dengan mempertimbangkan pedoman baru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Diketahui, WHO menyarankan orang-orang untuk melakukan 150-300 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu atau 75-150 menit aktivitas aerobik intensitas kuat per minggu, ditambah dua hari latihan kekuatan.

Jika kita tidak mencapai salah satu dari saran itu, kemungkinan kita tidak cukup bergerak.

Baca juga: Bikin Gemuk dan Rentan Penyakit, Ini 8 Tanda Kamu Kurang Gerak

Solusinya adalah kita harus perlahan bangun toleransi latihan sampai kita mencapai saran dari WHO dan seterusnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com