KOMPAS.com - Self healing melalui makanan merupakan konsep psikologis bahwa makanan dapat memengaruhi ksehatan secara positif.
Cara ini juga diyakini dapat membantu penyembuhan baik masalah pada fisik mau pun mental seseorang.
Pasalnya makanan yang sehat dan bergizi dan cara makan yang baik tentu saja dapat memberi pengaruh pada kondisi kesehatan kita secara keseluruhan.
Baca juga: 5 Tips Self Healing Murah, Tidak Perlu Mengeluarkan Uang Banyak
Self healing melalui makanan dapat menjadi bagian dalam mendukung proses penyembuhan.
Namun satu hal yang perlu diingat adalah metode ini hanya berperan dalam membantu mengatasi masalah dan bukan pengganti perawatan medis secara profesional.
Berikut sejumlah rekomendasi yang bisa bantu atasi proses self healing, sebagaimana dilansir laman Sutter Health.
Berbagai makanan olahan yang kita konsumsi dapat memicu reaksi adiktif dan merangsang pusat domamin di otak sebagai kesenangan dan penghargaan.
Kebiasaan ini dapat berdampak pada ketagihan untuk terus mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Maka dari itu, kita perlu menguranginya secara perlahan untuk bisa menghindari kecanduan akan makanan olahan dengan memperbanyak konsumsi berbagai makanan utuh dan segar.
Kelebihan gula dalam jangka panjang di dalam tubuh bisa meningkatkan risiko peradangan baik di tubuh maupun otak.
Kondisi itu dapat berdampak pada gangguan suasana hati, kecemasan hingga depresi yang menyulitkan kita untuk self healing.
Menurut American Dietetic Association, orang yang cenderung terlalu banyak makan mengarah pada risiko depresi dan stres.
Kemudian pula pada kasus sebaliknya yaitu makan terlalu sedikit yang juga berdampak pada kelesuan dan kelelahan.
Porsi makan ini pun berkaitan dengan pola makan yang buruk dan memiliki pengaruh pada kesehatan mental seperti stres dan depresi.
Baca juga: Self Healing dalam Sekejap Melalui 5 Teknik Sederhana
Para peneliti membuktikan, mengonsumsi makanan yang sehat untuk usus seperti prebiotik, probiotik dan serat bisa membantu menjaga kesehatan mental.