Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati Senyawa Racun dari Produk Pembersih Rumah Memicu Kanker

Kompas.com - 14/09/2023, 11:10 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Produk pembersih rumah merupakan andalan untuk menjadikan rumah selalu bersih dan kinclong. Namun, berhati-hatilah dalam pemakaiannya. Sebab produk tersebut dapat melepaskan zat kimia yang memicu kanker.

Senyawa organik yang mudah menguap ((volatile organic compounds/VOC), senyawa berbasis karbon yang mudah menguap pada suhu kamar. VOC bisa ditemukan dalam produk cat tembok atau pun berbagai produk kimia pembersih rumah.

Jika sering terhirup, VOC dapat berdampak pada sistem pernapasan, pertumbuhan, reproduksi, serta meningkatkan risiko kanker.

Tidak semua senyawa tersebut dianggap berbahaya bagi manusia, namun senyawa yang berbahaya dapat menimbulkan risiko serius jika terhirup.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Chemosphere terbaru, para peneliti dari organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat, Environmental Working Group (EWG), menganalisis 30 produk pembersih umum untuk mengetahui adanya senyawa organik volatil yang berbahaya. Secara total, ada 193 bahan kimia berbahaya unik teridentifikasi.

Baca juga: Hindari 3 Kesalahan dalam Menyimpan Produk Pembersih Rumah Ini

“Studi ini merupakan peringatan bagi konsumen, peneliti, dan regulator untuk lebih waspada terhadap potensi risiko yang terkait dengan banyaknya bahan kimia yang memasuki udara dalam ruangan kita,” Alexis Temkin, Ph.D., ahli toksikologi senior di EWG, dalam sebuah pernyataan.

Pekerja di industri kebersihan paling rentan

Bagi orang yang bekerja di industri kebersihan, paparan berulang terhadap bahan kimia ini dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine pada tahun 2020 menemukan bahwa petugas kebersihan memiliki risiko 50 persen lebih besar terkena asma dan 43 persen peningkatan risiko penyakit paru obstruktif kronik, yang kemungkinan besar disebabkan oleh paparan dari bahan kimia tersebut.

Sebuah penelitian pada tahun 2018 menemukan bahwa menghirup produk pembersih rumah tangga bisa sama berbahayanya dengan merokok 20 bungkus sehari dalam hal dampaknya terhadap paru-paru wanita.

Baca juga: Benarkah Ibu Hamil Dilarang Mencium Bau Cat Tembok?

Kesehatan anak-anak juga mungkin berisiko, terutama pada tahap awal perkembangannya atau di dalam kandungan.

Kesehatan manusia bukan satu-satunya kekhawatiran yang ditimbulkan oleh bahan kimia ini, tapi juga lingkungan.

"Ketika bahan kimia ini menyebar ke lingkungan luar ruangan, dapat berkontribusi terhadap polusi udara yang sudah ada," kata Samara Geller, direktur senior ilmu kebersihan EWG, dalam sebuah pernyataan.

Penelitian itu juga membersikan cara pada konsumen untuk memilih produk pembersih yang memiliki label "green/hijau" dan bebas pewangi.

Secara umum, produk yang mendapat label "hijau" memiliki zat kimia VOC lebih sedikit dibanding produk konvensional. Produk-produk yang tergolong hijau dan bebas pewangi juga memproduksi lebih sedikit emisi.

"Memilih produk pembersih yang hijau adalah cara termudah untuk mengurangi paparan zat kimia berbahaya. Ini terutama penting untuk kesehatan ibu dan bayi," kata Geller.

Asosiasi Dokter Paru Amerika juga menyarankan agar kita membuka pintu dan jendela saat menggunakan produk pembersih berbasis kimia. Hindari penggunaan produk tersebut di ruangan kecil dan tertutup.

Baca juga: 4 Cara Membuat Pembersih Rumah Berbahan Baking Soda

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com