Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fase Emosional Pelaku Perselingkuhan Usai Kebohongannya Terbongkar

Kompas.com - 02/01/2024, 11:41 WIB
Dinno Baskoro,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perselingkuhan bisa terasa memilukan dan membuat orang yang diselingkuhi berisiko mengalami trauma psikologis, namun bagaimana dengan si pelaku?

Setelah masalah perselingkuhan terbongkar, pelaku perselingkuhan disebut dapat mengalami berbagai fase emosional serta mengalami reaksi yang bervariasi.

Baca juga: Citilink Buka Suara Terkait Isu Perselingkuhan Pilot dan Pramugari yang Jadi Trending di Media Sosial 

Entah disadari atau tidak, pengkhianatan yang dilakukan tentu berpengaruh terhadap perilaku, kehidupan, serta hubungan dengan pasangan sah. 

Dilansir dari laman Marriage, Selasa (2/1/2024), pelaku juga dinilai bisa merasakan penderitaan akibat perbuatannya. Bahkan, mereka dapat mengalami fase-fase emosional setelah perselingkuhan terbongkar

Fase emosional pelaku perselingkuhan setelah terbongkar

Fase emosional yang dialami peselingkuh mungkin tidak selalu runut, mengingat setiap individu punya karakter dan intensitas hubungan yang berbeda.

Beberapa orang mungkin bakal melalui fase itu lebih lama dibandingkan yang lain, atau melewatkan fase tertentu.

Berikut lima fase umum yang bakal dilalui pelaku perselingkuhan setelah kebohongan mereka terbongkar, dikutip dari laman Emotional Affair.

1. Fase benang kusut

Lima fase emosional pelaku perselingkuhan setelah kebohongannya terbongkarUnsplash Lima fase emosional pelaku perselingkuhan setelah kebohongannya terbongkar

Saat perselingkuhannya terbongkar, seringkali peselingkuh justru memperumit keadaan dengan sejuta kebohongan. Beberapa perilaku yang ditunjukkan, antara lain:

  • Penyangkalan
  • Tindakan menutupi kebenaran
  • Kebohongan
  • Kerahasiaan
  • Tindahkan menyalahkan balik
  • Tindakan menyalahkan pasangan dengan cara yang salah
  • Meminimalkan hubungan perselingkuhan dengan berkata "cuma berteman."
  • Alasan, rasionalisasi dan pembenaran atas perselingkuhan tersebut
  • Merangkai ulang sejarah hubungan atau pernikahan

Baca juga: 7 Alasan Tidak Membalas Selingkuh pada Pasangan

Pada fase ini, pasangan sah perlu memperhatikan setiap jawaban dan perilaku pelaku lantaran kemungkinan besar jika dirasa "aman", perselingkuhan bisa terus berlanjut.

Mungkin si pelaku tidak hanya merasa malu atas perbuatannya, tapi dia juga bertanya-tanya apakah dia bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik di masa mendatang.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Archives of Sexual Behavior menemukan, perselingkuhan dalam hubungan sebelumnya meningkatkan risiko masalah yang sama di hubungan selanjutnya. 

Siklus ini bisa membuat pola pikir dan perilakunya menjadi lebih rumit, mereka bisa merasakan insecure alias merasa tidak mampu menjalin hubungan yang sehat pada masa mendatang.

2. Fase refleksi diri

Ilustrasi selingkuhpexels.com Ilustrasi selingkuh

Pada fase ini, pelaku lebih sering menunjukkan perilaku refleksi diri atau penarikan. Ada perasaan bersalah yang mendalam karena sudah menyakit orang yang paling dicintai.

Ini pula yang membuat hubungan gelap mereka berakhir dan si pelaku sedang berada dalam ketakutan. Tetapi, si pelaku mungkin masih merindukan pasangan selingkuhnya dan merasakan dampak kandasnya hubungan.

Pada fase ini pula, banyak pelaku dengan taubat palsu, mengatakan hubungannya berakhir, padahal bisa kambuh lagi.

Pada fase ini si pelaku perselingkuhan mungkin mengalami hal-hal berikut:

  • Amarah
  • Kebencian
  • Menyalahkan
  • Depresi
  • Tidak bisa berkutik selama diskusi atau berargumen
  • Mengingat banyak kenangan manis
  • Menarik diri atau menjauhkan diri secara emosional
  • Merindukan pasangan selingkuhannya
  • Mereka merasa perlu menghubungi pasangan gelapnya
  • Menjadi pendiam dan tidak banyak bicara
  • Perasaan tidak enak kemungkinan besar akan bertambah seiring lamanya perselingkuhan berlangsung

Baca juga: Memperbaiki Pernikahan yang Diwarnai Perselingkuhan, Apa Mungkin? 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com