KOMPAS.com - Memiliki tahi lalat adalah hal yang biasa terjadi pada setiap orang. Namun jika kamu melihat ada yang aneh dengan tahi lalatmu, jangan abaikan kecurigaan itu. Ada kemungkinan apa yang kamu lihat merupakan tanda melanoma, suatu bentuk kanker kulit yang berbahaya.
Lalu bagaimana kita bisa mengetahui apakah tahi lalat mungkin bersifat kanker? Ternyata ada petunjuk pasti yang terlihat dengan mata telanjang, menurut dermatolog Christine Poblete-Lopez, MD.
Tahi lalat bukanlah hal yang aneh, bahkan sering dianggap tanda kecantikan. Faktanya, kebanyakan orang dewasa memiliki antara 10 dan 40 tahi lalat yang tersebar di seluruh tubuh mereka, yang umumnya tidak berbahaya dan tidak perlu dikhawatirkan.
Namun ada jenis tahi lalat --yang tidak cantik-- yang mungkin mengindikasikan perkembangan melanoma dan perlu diperiksa oleh profesional kesehatan.
Baca juga: Cara Mengetahui Tahi Lalat Bersifat Kanker atau Bukan
Ciri-ciri tertentu dari tahi lalat berikut dapat memberikan petunjuk mengenai melanoma. Dr Poblete-Lopez mengatakan cara praktis dalam memeriksanya adalah dengan mempertimbangkan ABCDE.
Apakah kamu memiliki tahi lalat yang salah satu bagiannya tidak simetris dengan bagian lainnya? Jika ya, asimetri tersebut mungkin mengindikasikan masalah.
Batas tahi lalat yang tidak jelas, samar, tidak rata, atau kabur harus dianggap sebagai tanda bahaya. Hal yang sama berlaku jika kita melihat lekukan atau tonjolan kecil di sepanjang tepi tahi lalat.
Tahi lalat yang memiliki dua hingga tiga warna coklat berbeda harus dicurigai. Tahi lalat berwarna biru, abu-abu, merah, hitam atau putih juga bisa menandakan kemungkinan melanoma.
Tahi lalat yang lebih besar dari 6 milimeter — kira-kira seukuran penghapus di atas pensil — cenderung lebih mengkhawatirkan.
Adanya perubahan nyata pada tahi lalat bisa dianggap sebagai tanda peringatan. Apalagi jika tahi lalat berdarah atau mulai mengeluarkan cairan.
Baca juga: Ciri Tahi Lalat Berbahaya yang Perlu Diwaspadai
Penting untuk dicatat bahwa memenuhi salah satu kriteria ABCDE di atas belum tentu berarti melanoma pada tahi lalat. Namun indikator-indikator tersebut memang menandakan kemungkinan terkena kanker kulit.
Hampir 70% melanoma dimulai sebagai tahi lalat baru, itulah sebabnya setiap tahi lalat yang muncul secara acak patut mendapat perhatian. Hal ini terutama berlaku jika tahi lalat baru tersebut memenuhi unsur ABCDE yang disebutkan di atas.
Meski begitu tidak semua tahi lalat baru bersifat kanker. Sebagian besar tidak berbahaya dan tidak lebih dari tanda baru pada kulit kita. Namun bukan berarti hal-hal tersebut harus diabaikan.
“Jika kamu mencurigainya, periksakan tahi lalat baru itu ke dokter kulit,” saran Dr. Poblete-Lopez.
Tahi lalat bisa menjadi gatal karena berbagai alasan. Misalnya, hal sederhana seperti kulit kering atau teriritasi, atau reaksi alergi terhadap deterjen.