Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Kompas.com - 23/04/2024, 20:15 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Setiap orang ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki pemikiran yang cemerlang.

Sayangnya, tanpa kita sadari, ada banyak kebiasaan sehari-hari yang mengikis fungsi otak kita untuk berpikir optimal.

Jika kamu ingin mencegahnya, berikut sejumlah kebiasaan yang menurunkan fungsi otak dan dapat kamu mulai praktikkan.

Baca juga: 9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

Kebiasaan yang menurunkan fungsi otak

1. Kurang gerak

Orang dewasa rata-rata duduk 6,5 jam per hari dan ternyata, durasi duduk kita dalam sehari dapat memengaruhi fungsi otak jika dilakukan secara rutin.

Dilansir dari Harvard Health Publishing, sebuah studi yang dipublikasikan melalui PLOS One pada 2018 menemukan bahwa duduk terlalu lama dikaitkan dengan perubahan pada wilayah otak yang penting untuk daya ingat.

Para peneliti menggunakan alat pindai MRI untuk melihat lobus temporal medial (MTL) pada orang berusia 45 hinga 75 tahun.

Adapun MTL merupakan sebuah wilayah otak yang membuat ingatan baru.

Baca juga: Hanya 4 Menit Olahraga Bisa Membantu Kesehatan Otak

Hasil pemindaian tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah rata-rata jam per hari yang dihabiskan orang untuk duduk.

Mereka yang duduk paling lama ditemukan memiliki wilayah MTL yang lebih tipis. Menurut para peneliti, penipisan MTL dapat menjadi prekursor penurunan kognitif dan demensia.

Untuk mencegahnya, cobalah bergerak setiap 15-30 menit sekali. Jika kesulitan mengaturnya, cobalah gunakan alarm.

Kita tak perlu melakukan kegiatan yang berat, cukup berjalan di sekitar rumah atau tempat kerja. Kita juga bisa menggabungkannya dengan push-up di meja, melakukan squat atau lunge, serta olahraga ringan lainnya.

2. Kurang sosialisasi

Kesepian kerap kali dikaitkan dengan depresi dan peningkatan risiko Alzheimer, serta mempercepat penurunan fungsi kognitif.

Sebuah studi yang dipublikasikan di The Journals of Gerontology: Series B pada 2021 menemukan bahwa seseorang yang kurang aktif secara sosial kehilangan lebih banyak materi abu-abu otak, yakni lapisan luar yang memproses informasi.

Hal ini banyak terjadi seiring bertambahnya usia seseorang.

"Kita memerlukan jaringan sosial sehingga kita bisa ikut berkembang dengannya, bahkan ketika kita berpikir kita tidak memerlukannya," ujar Direktur Memory and Health Aging Program dari Cedars-Sinai, Dr Zaldy Tan mengatakan kepada BuzzFeed.

Untuk mencegahnya, berupayalah untuk tetap aktif secara sosial. Kita tidak perlu berinteraksi dengan terlalu banyak orang untuk mendapatkan manfaatnya.

Baca juga: Aktif secara Fisik dan Bersosialisasi Bisa Turunkan Risiko Demensia

Bahkan, menurut Tanzi, berinteraksi dengan dua atau tiga orang aja secara reguler sudah cukup baik. Asalkan interaksi tersebut juga berkualitas.

"Kita menginginkan interaksi yang berarti dan menstimulasi mental, jadi pilihlah orang-orang yang kita pedulikan dan peduli dengan kita," ucapnya.

3. Kurang tidur

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sepertiga orang dewasa tidak dapat memenuhi tidurnya sesuai rekomendasi kesehatan, yakni tujuh hingga delapan jam sehari.

Ilustrasi begadang.SHUTTERSTOCK Ilustrasi begadang.

Sebuah penelitian yang dirilis melalui Sleep pada Desember 2018 menemukan bahwa skill kognitif, seperti daya ingat, daya nalar, dan kemampuan menyelesaikan masalah menurun ketika seseorang secara rutin tidur kurang dari tujuh jam dalam sehari.

Namun, ini bukan hanya berkaitan dengan kuantitas, melainkan juga kualitas.

Bahkan ketika kita sudah tidur sesuai dengan durasi yang direkomendasikan, jika kualitasnya buruk maka bisa saja kita bangun dengan kondisi tidak segar.

Baik kuantitas maupun kualitas tidur sangat penting bagi kesehatan otak.

Sebab, selama tidur, memori pada hari itu akan dipilah dan ditempatkan di tempat yang tepat sehingga dapat diakses lagi di masa depan.

Selain itu, protein yang kurang baik bagi otak pada orang-orang dengan Alzheimer juga dibersihkan selama tidur.

Baca juga: Awas, Kurang Tidur Bisa Bikin Orang Merasa Lebih Tua 10 Tahun

Jadi, jika tidur terlalu singkat atau kualitasnya terlalu buruk, maka proses-proses itu dapat terganggu.

Jika berlangsung selama bertahun-tahun, kuantitas dan kualitas tidur yang buruk berisiko mempercepat penuaan otak dan mempercepat perkembangan demensia.

Untuk mencegahnya, cobalah membangun rutinitas tidur, mengurangi konsumsi alkohol, mengurangi konsumsi air sebelum tidur, serta menghindari obat tidur.

Selain itu, hindari hanya fokus untuk mendapatkan tidur lebih lama. Jadi, batasi aktivitas di depan layar selama berada di atas tempat tidur agar tidur lebih berkualitas.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com