“pak, bagaimana cara membaca cuaca?”
bertanya seorang anak
suaranya bagai mesiu meledak
sang bapak cepat bisa menebak:
di balik semak katakata tergambar peta
tahta
dan mahkota
maka kata tanya membentur meja para pemuja
bendabenda
nguap dalam sajak yang sesak
oleh segala isak
SAJAK SEDERHANA UNTUKMU
kutulis sajak sederhana untukmu
dan untuk-Mu. Sebuah sajak
mengelopak dalam dada
kupersembahkan untuk-Mu
inilah sajakku. Suara sukma
yang melagukan nama nama
mesra menyentuh kalbu
kuhidangkan lanskap batin diperjamuan
pesta anggur: Santaplah penuh gairah
sebab di sana ada desah sederhana
buat keselamatan perhelatan
makanlah sajakku—anggurnya
mewangi. Santaplah buah yang terhidang
penuh kecintaan, sebab segalanya tersurat
segalanya menggeliat segalanya
untukmu
jika dada rasa sesak
tuak menggelegak
jangan campakkan sajak
sajak-Nya.
Sungaiputri, 1993
PERJALANAN, 2
: Piek Ardijanto Supriadi
lama kita untai wirid di ujung senja
sementara mega berarak melintas barak
persinggahan kita
jejak siapakah membiak sepanjang pantai